Jakarta, CNN Indonesia -- Andi Widjajanto bukannya tak dipedulikan lagi oleh Jokowi begitu dicopot dari jabatan Sekretaris Kabinet. Sumber Istana bahkan mengatakan ia diberi tawaran tiga posisi: Duta Besar, Wakil Menteri Pertahanan mendampingi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, atau Kepala Staf Presiden menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan yang kini juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan.
Namun Andi masih tampak enggan merespons ketiga tawaran itu. Dia ingin melepas penat dari kesibukannya selama ini di Istana. Ahli kajian strategis merasa perlu keluar dari rutinitas Istana dan birokrasi.
“Tidak, saya izin libur dulu. (Tawaran) itu akan saya pikirkan kemudian. Pokoknya saya libur,” kata Andi tak lama usai serah terima jabatan dengan penggantinya, Pramono Anung, di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (12/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi mengaku merasa bersalah kepada keluarga yang selama ini ia kesampingkan karena kesibukannya menjalankan tugas-tugas negara.
“Saya utang ke keluarga. Saya meninggalkan mereka sejak kampanye (Pemilu 2014). Semula akhir pekan ini saya mau berlibur, tapi tiket pada penuh. Sekarang saya pamit,” ujar Andi yang kini kembali mengenakan topi fedora yang menjadi ciri khasnya. Topi itu sempat ia tanggalkan saat menjabat Seskab.
Putra Mayjen TNI (Purn) Theo Syafei itu lantas bercerita tentang kesibukan sehari-harinya di Istana yang amat menyita waktu hingga Selasa (11/8) –hari di mana ia diberi tahu Jokowi dan Jusuf Kalla bahwa ia digeser dari posisi Seskab.
Bagi Andi, kabinet dan birokrasi merupakan hal baru karena selama ini dia merupakan akademisi bidang militer, pertahanan, dan intelijen. Sejak dilantik sebagai Seskab, Andi terjun ke dunia yang sama sekali berbeda.
“Luar biasa. Saya harus mengelola 34 kementerian dan sekian lembaga dengan isu sangat beragam. Pagi (mengurusi) pupuk, jam 11.00 (mengurusi) kereta api, jam 13.00 bisa (mengurusi) bola, jam 15.00 pindah (mengurusi) KPK," ujar Andi.
Belum lagi ia harus meladeni berbagai macam pertanyaan yang diajukan wartawan. “Teman-teman wartawan bertanya dari A sampai Z, seolah-olah Seskab itu ensiklopedia,” kata Andi.
Tak pelak Andi keteteran. Ia kerap baru mengetahui ada isu baru dari pertanyaan yang dilontarkan wartawan. Meski demikian, Andi sepenuhnya sadar itu merupakan konsekuensi jabatan.
Meski tak sampai setahun menjabat Seskab, Andi kini punya penilaian berbeda tentang birokrasi Indonesia. Dulu sebelum menjadi pejabat, Andi mengira birokrasi RI amat lemah. Namun sekarang ia merasa asumsinya itu tak terbukti.
“Saya bekerja di Seskab sangat terbantu oleh birokrat. Mereka, (birokrat) pengawasan di legalitas hukum, sangat kuat," ujar Andi.
LegowoMelihat wajah Andi hari itu terlihat amat kontras dengan Pramono Anung. Andi cenderung diam dengan raut muka datar, sedangkan Pram begitu sumringah dengan senyum lebar menghiasi wajah.
 Pramono Anung sesaat sebelum dilantik oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu 12 Agustus 2015. Pram menggantikan Andi Widjajanto sebagai Menteri Sekretaris Kabinet. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Andi bertutur, dia baru diberi tahu Jokowi-JK menjadi salah satu menteri yang dicopot pada Selasa sore, tak sampai 24 jam sebelum pelantikan menteri-menteri baru.
“Pembicaraan soal reshuffle ada di media, tapi saya sebagai Sekretaris Kabinet (yang terkena reshuffle) baru diberi tahu kemarin sore oleh Pak Jokowi dan Pak JK,” kata Andi.
Menurut Andi, Jokowi mengatakan kepadanya ada kebutuhan untuk meningkatkan kinerja kabinet. "Lalu saya mengatakan, 'Saya bisa memahami keputusan Bapak. Saya mengucapkan terima kasih yang luar biasa bisa mendampingi selama sepuluh bulan. Minta maaf kalau ada salah’,” kata Andi mengulangi ucapannya kepada Jokowi.
Kebalikan dari Andi, Pram sudah tahu ditawari jabatan Seskab sejak tiga minggu sebelum dilantik. “Secara formal tiga minggu lalu saya ditelepon, ditanya apakah bersedia (menjadi Seskab),” kata mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Sebelum menerima tawaran tersebut, Pram minta izin lebih dulu kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. “Saya minta dengan hormat pada Ketua Umum. Alhamdulillah diizinkan,” ujar Pram. (Baca juga:
Usai Dilantik, Pramono Anung Cium Tangan Megawati)
Setelah mengantongi izin dari Megawati, Pram pun Minggu malam (9/8) diundang Jokowi ke Istana. Di sana, mereka berbincang sekitar 45 menit. “Di situlah beliau (Jokowi) menyampaikan dalam waktu dekat saya akan dilantik,” kata Pram.
Jokowi menitipkan sejumlah pesan khusus kepada Pram terkait jabatan barunya tersebut, yakni untuk membangun komunikasi ke dalam dan ke luar, termasuk dengan lembaga-lembaga tinggi negara dan partai-partai politik.
Usai serah terima jabatan dengan Pram, Andi menyampaikan keyakinannya bahwa Pram memang amat cocok menjabat Seskab. “Salah satu keunggulan Pram dari saya ialah dia akan sangat lincah melakukan komunikasi. Itu keunggulan Pram yang tiga atau empat kali lipat dari saya, dan amat membantu tugas Sekretariat Kabinet,” kata Andi.
Apalagi, ujar Andi, Pram selama ini memiliki pengalaman luas di parlemen maupun partai. “Pram pernah menjadi Wakil Sekjen dan Sekjen PDIP. Dia akan kompeten menjalankan peran sebagai Seskab,” ujar Andi.
Sebelum menjabat sebagai Menteri Sekretaris Kabinet, Pram duduk sebagai anggota DPR RI. Pada DPR periode 2009-2014, ia menjabat Wakil Ketua DPR. Pram dikenal sebagai tokoh yang disegani kawan maupun lawan politiknya. Ketua DPR Setya Novanto pun kini mendukung Pram menduduki jabatan Seskab. (Baca
Pramono Anung: Pelobi Ulung di Kursi Sekretaris Kabinet)
Dengan CV Pram yang seperti itu, Andi kembali mengemukakan optimismenya. Dia memuji Pram sebagai sosok yang memiliki jejaring dan akses luas menuju berbagai lembaga negara maupun partai politik. Satu kata dirangkum Andi terkait pilihan Jokowi menunjuk Pram menggantikannya: tepat.
[Gambas:Video CNN] (agk)