Nasib Proyek DPR Tergantung Rapat Kemenkeu dan Banggar DPR

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Selasa, 25 Agu 2015 15:01 WIB
Sulit bagi DPR merealisasikan pembangunan gedung baru jika dari pihak pemerintah berkeras untuk tidak mengakomodir dan mengajukan hal itu lewat Kemenkeu.
Sejumlah kendaraan taktis Kepolisian bersiaga di halaman kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 16 Oktober 2014. Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya dibantu 12 Polda lainnya menyiapkan sekitar 24.815 personil dalam pengamanan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Senin pekan depan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pembangunan proyek penataan kawasan parlemen yang disebut menelan anggaran Rp 1,6 triliun, masih akan dibahas dalam rapat antara pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Pemerintah diwakili pihak Kementerian Keuangan (Kemenkeu), sedangkan DPR oleh Badan Anggaran (Banggar).

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Taufik Kurniawan menyerahkan kelanjutan proyek pembangunan pada mekanisme pembahasan Banggar DPR dengan Kemenkeu.

"Semalam ada rapat konsultasi antara Menteri Keuangan dengan Pimpinan DPR, intinya mengharapkan apa-apa yang nanti dibahas harus melaui mekanisme proses perundang-undangan," kata Taufik di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (25/8).

Taufik mengakui, dalam proyek ini DPR memperhatikan aspek kebutuhan dan kondisi perekonomian dan keuangan negara. Ia pun sepakat dengan pemerintah yang ingin melakukan kajian mendalam terkait proyek ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Taufik menjelaskan pembangunan gedung merupakan suatu kebutuhan karena adanya tambahan staf-staf anggota dewan dan gedung sudah termakan usia. Taufik memilih untuk mencari solusi mempertemukan kedua masalah yang dimiliki pemerintah maupun anggota dewan.

"Ada keterbataasan kemampuan keuangan dari pemerintah. Kita cari titik resultannya untuk dibahas dan mencapai kesepekatan bersama."

Sementara itu, Ketua Badan Anggaran DPR Ahmad Noor Supit mengatakan terkait anggaran gedung, pihaknya masih menunggu penjelasan detail dari pemerintah khususnya mengenai nota keuangan yang akan berlangsung dalam rapat pada hari ini.

"Sangat tergantung pada usulan pemerintah. Kalau pemerintah tidak mengusulkan, tidak membahas, tidak mengakomodirnya, tentu kita sulit untuk menyampaikan secara tersendiri agar itu (pembangunan geddung) dimasukkan," kata Supit.

Sebelumnya, Ketua Badan Urusan Rumah Tangga Dewan Perwakilan Rakyat Roem Kono mengatakan pengadaan ruang kerja anggota dewan menjadi prioritas dalam penataan kawasan kompleks parlemen yang rencananya bakal direalisasikan dalam tujuh tahap pembangunan.

"Ruangan sekarang tidak cukup. Artinya harus dibangun. Kalau tidak dibangun, bagaimana menambah ruangan," ujar Roem di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (24/8). (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER