Tanpa Aduan, MKD Bisa Kaji Pertemuan Novanto dengan Trump

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Minggu, 06 Sep 2015 08:15 WIB
Wakil ketua Mahkamah Kehormatan Dewan mengatakan pertemuan pimpinan DPR dengan politisi AS, Donald Trump, bisa dikaji tanpa ada pengaduan.
Wakil MKD Junimart Girsang mengatakan Majelis bisa melakukan kajian atas kehadiran pimpinan DPR di kampanye Donald Trump tanpa ada pengaduan. (Detik Foto/Lamhot Aritonang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan, MKD, Junimart Girsang mengatakan pihaknya akan mengkaji kehadiran pimpinan DPR dalam kampanye bakal calon presiden Amerika dari Partai Republik, Donald Trump meski belum ada laporan resmi ke MKD.

Ia mengatakan kajian ini akan dilakukan meski belum adalaporan ke MKD.

Politikus PDIP ini menjelaskan bahwa kajian tanpa pengaduan dapat dilakukan sepanjang MKD menemukan indikasi pelanggaran etika.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Junimart mengatakan MKD akan menggelar rapat pimpinan terkait perkara ini Senin (7/9).

"Kami lihat isu yang beredar di berita, protes keras dari teman anggota dan yang mau melaporkan ke MKD (dan) tanpa laporan, kami akan melakukan kajian," ujar Junimart, kemarin.

Junimart mengatakan dasar dari pertemuan ini adalah apakah DPR mengunjungi Donald Trump ada di dalam protokoler dan jika tidak ada, pimpinan melakukan penyimpangan.

Anggota Komisi III DPR yang membidangi hukum ini mengatakan terdapat sejumlah pasal yang bisa dikenakan jika pimpinan DPR yang bertemu Donald Trump itu melanggar etika kedwanan.

Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan beberapa anggota DPR lain bertemu dengan Trump ketika pengusaha yang kini menjadi politisi kontroversial itu mengadakan jumpa pers bersama Komite Nasional Partai Republik, RNC di Trump Tower di New York, Kamis (3/9).

Wakil Ketua DPR Fadli Zon membantah kehadiran pimpinan DPR itu merupakan bentuk dukungan DPR kepada Trump, dan pertemuan tersebut bersifat informal dan bukan bagian agenda resmi yang direncanakan.

Kepala Bagian Tata Usaha Ketua DPR, Hani Tahapari, sebelumnya mengatakan Setya Novanto dan Fadli Zon mengikuti agenda sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York.

Acara tersebut diagendakan berlangsung dari tanggal 31 Agustus sampai dengan 2 September 2015, namun, Setya memilih memperpanjang keberadaaanya di Amerika untuk bertemu Donald Trump.

Setelah pertemuan itu menjadi sorotan berbagai kalangan, Fadli Zon menjelaskan pertemuan tersebut bersifat informmal dan bukan bagian agenda resmi yang direncanakan.

Fadli juga membantah kehadirannya bersama Novanto merupakan bentuk dukungan DPR kepada calon dari Partai Republik tersebut.

Ia menegaskan DPR RI tidak berurusan dengan pemilihan presiden di Amerika Serikat.

Popularitas Donald Trump sebagai kandidat presiden Partai Republik dalam pemilu AS 2016 terus meningkat setelah dia mengusung tema-tema populis seperti pendatang gelap dari Amerika Selatan.

Dia sempat dikecam karena mengeluarkan pernyataan bahwa warga Meksiko yang menjadi pekerja gelap di AS adalah penjahat. Pemerintah Meksiko memprotes pernyataan itu. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER