Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan adanya kemungkinan Ketua DPR Setya Novanto ingin mencalonkan diri sebagai presiden di masa mendatang. Hal ini disampaikannya menyikapi pertemuan Setya Novanto dengan Donald Trump di Amerika Serikat.
"Mungkin saja setelah jadi Ketua DPR, kan langkah selanjutnya mencalonkan diri sebagai presiden," ucap Bambang di Cikini, Jakarta, Sabtu (5/9).
Oleh sebab itu, ia mengatakan adanya kemungkinan Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali ini belajar bagaimana menjadi calon presiden bahkan meminta dukungan kepada Donald Trump, apabila nanti terpilih menjadi presiden Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Bambang pun sudah memperkirakan siapa sajakah yang akan menjadi saingan Setya Novanto apabila mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia.
"Paling nanti kompetitornya, kalau tidak Surya Paloh, Jokowi," tuturnya.
Namun, Bambang tak menutup mata dan mengatakan apa yang dilakukan pimpinannya tersebut melanggar etika kedewanan dan dapat mengganggu hubungan Indonesia dan Amerika. Sebab, ini dapat menunjukkan keberpihakkan pada salah satu calon presiden Amerika Serikat.
Oleh sebab itu, ia mengatakan selaku pimpinan fraksi dirinya mempermasalahkan hal ini dan akan melaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan. Ia pun mengatakan Fraksi Golkar tidak akan intervensi, apabila perkara ini diproses MKD.
Sebelumnya, Setya terlihat hadir dalam konferensi pers Donald Trump di Trump Tower, New York City, Kamis (3/9). Sejumlah media asing ramai mempublikasikan foto keduanya. Rekaman video kehadiran Setya dalam acara ini pun beredar di Youtube.
Berdasarkan informasi dari Kepala Bagian Tata Usaha Ketua DPR, Hani Tahapari, Setya Novanto bersama Fadli Zon mengikuti agenda sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York. Acara tersebut diagendakan berlangsung dari tanggal 31 Agustus sampai dengan 2 September 2015.
Namun, Setya memilih memperpanjang keberadaaanya di Amerika untuk bertemu Donald Trump. Setya dan Fadli Zon pun sempat bercakap soal politik dan ekonomi dua negara.
(eno)