Pertemuan Setya Novanto dan Trump Tak Untungkan Indonesia

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Sep 2015 12:25 WIB
Pertemuan antara pimpinan DPR dengan Donald Trump dianggap sebagai pertemuan imajiner. Pimpinan DPR pun dinilai bagaikan penggemar Trump.
Donal Trump saat berpidato di Menara Trump, Manhattan, New York, September 3, 2015. (REUTERS/Lucas Jackson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat komunikasi politik Universitas Gadjah Mada, Kuskrido Ambardi, menilai pertemuan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Setya Novanto dengan politikus Partai Republik sekaligus calon kandidat presiden Donald Trump saat berkampanye merupakan tindakan yang salah. Pertemuan kedua tokoh ini pun dinilai tak berbuah keuntungan bagi Indonesia.

"Tidak ada keuntungannya sama sekali. Itu seperti hubungan yang imajiner dengan Indonesia, hubungan yang dibayangkan kelak," kata pria yang akrab disapa Dodi ini, ketika dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (5/9). Menurutnya, pertemuan Setya dan Trump pun tak perlu dilakukan.

Lulusan Ohio State University ini menjelaskan, Trump sendiri bukanlah kandidat definitif Partai Republik dan tidak memiliki otoritas dalam pengambilan kebijakan di Negeri Paman Sam. Alhasil, kunjungan Setya pun dianggap laiknya tim sukses kemenangan Trump.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, rekam jejak Trump yang dikenal sebagai orang konservatif justru memantik kontroversi. Trump kontroversial dengan sikapnya yang anti imigran dan tak peka dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Beberapa bulan lalu, Trump mendapat kecaman publik ketika melontarkan komentar bahwa imigran asal Meksiko hanya menjadi kriminal di Amerika.

"Ketika Setya Novanto datang dan dia merupakan Ketua DPR, itu banyak orang menafsirkan apakah Setya menyetujui visi Trump yang sensitif?" katanya.

Selfie dengan Tokoh

Menurut Dodi, pertemuan kedua orang tersebut bak orang Indonesia yang bertemu seorang tokoh pujaan. Trump diketahui merupakan pebisnis real estate dan pemilik reality show Miss USA.

"Itu seperti orang Indonesia yang ketemu orang top dan bersalaman. Itu adalah pengutamaan selfie untuk kepentingan Indonesia. Tidak layak," katanya.

Setya, menurut Dodi, seharusnya jusru mengutamakan pertemuan dengan sejumlah tokoh penting Amerika Serikat seperti Presiden Barack Obama, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, atau Ketua Kongres John Boehner.

"Tapi kemudian kunjungan ke kampanye Donald Trump itu terlalu jauh. Itu kalau pakai uang negara ya salah, itu tidak ada hubungannya," ujarnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Setya terlihat hadir dalam konferensi pers Donald Trump di Trump Tower, New York City, Kamis (3/9). Sejumlah media asing ramai mempublikasikan foto keduanya. Rekaman video kehadiran Setya dalam acara ini pun beredar di Youtube.

Berdasarkan informasi dari Kepala Bagian Tata Usaha Ketua DPR, Hani Tahapari, Setya Novanto bersama Fadli Zon mengikuti agenda sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York. Acara tersebut diagendakan berlangsung dari tanggal 31 Agustus sampai dengan 2 September 2015.

Namun, Setya memilih memperpanjang keberadaaanya di Amerika untuk bertemu Donald Trump. Setya dan Fadli Zon pun sempat bercakap soal politik dan ekonomi dua negara. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER