Kasus Ketua DPR ke Trump Momentum untuk Penegakan Etik

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Minggu, 06 Sep 2015 03:27 WIB
Kemunculan Ketua DPR Setya Novanto bersama Donald Trump dinilai dapat menjadi momentum penegakan etik di parlemen oleh Majelis Kehormatan Dewan.
Langkah Ketua DPR Setya Novanto memicu reaksi negatif pasca menunjukkan dukungannya kepada salah satu kandidat calon Presiden AS, Donald Trump. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur eksekutif Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, mendesak Majelis Kehormatan Dewan (MKD) Dewan Perwakilan Rakyat untuk meminta keterangan Ketua DPR Setya Novanto dan rombongan atas kunjungan kerja yang dilakukannya selama di Amerika Serikat.

"Inilah momentum bagi MKD untuk buktikan urgensi keberadaan mereka untuk melakukan penegakan etik terhadap pimpinan DPR," ujar Lucius di Jakarta, Sabtu (5/9).

Lucius menilai, pemanggilan terhadap para anggota dewan yang ikut rombongan ke AS sebagai salah satu bentuk upaya penegakan etika.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, proses pemanggilan dan klarifikasi terhadap Ketua DPR dan rombongan harus dilakukan secara terbuka untuk menumbuhkan kembali rasa kepercayaan publik terhadap DPR.

"Proses tertutup hanya akan menambah penilaian buruk masyarakat kepada DPR karena hampir pasti akan selesai dengan damai," ujarnya.

Foto Ketua DPR Setya Novanto bertemu dengan kandidat calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump tersebar di sejumlah media asing, sejak Kamis (3/9). 

Dalam foto yang diambil oleh kantor berita Reuters, Setya terlihat berada di sisi Trump ketika Trump tengah meluncurkan siaran pers dengan Komite Nasional Partai Republik, RNC di Trump Tower di Manhattan, New York pada Kamis.

Dalam akhir konferensi pers, Trump memperkenalkan Setya Novanto kepada publik. Setya dilaporkan hadir di acara itu bersama dengan rombongannya, termasuk Wakil Ketua DPR, Fadli Zon (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER