Jakarta, CNN Indonesia -- Legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Masinton Pasaribu menyebut pertemuan rombongan Ketua DPR Setya Novanto dengan Donald Trump, bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, menyalahi aturan karena difasilitasi oleh pengusaha yang berada di luar kepentingan kunjungan para wakil rakyat itu ke AS.
Terlebih, kata anggota Komisi III itu, pertemuan di Plaza Trump, Manhattan, New York, 3 September itu di luar agenda resmi kunjungan kerja para anggota DPR, yakni untuk menghadiri
4th World Conference of Speakers of Inter-Parliamentary Union yang berlangsung 31 Agustus sampai 2 September.
Masinton menyatakan tak seharusnya soal bisnis Trump diurus oleh anggota DPR yang sedang melawat untuk tugas kenegaraan. Menurutnya, itu amat tak etis. (Baca juga
Setya Novanto: Kehadiran di Jumpa Pers Trump Tak Langgar Etik)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kunjungan ke Amerika itu telah disusupi penumpang gelap yang punya kepentingan bisnis. Pak Setnov (Setya Novanto) harus memberikan klarifikasi yang jujur dan terbuka kepada rakyat Indonesia. Apalagi jika benar pertemuan itu difasilitasi pengusaha,” kata Masinton.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I Tantowi Yahya menyebut pertemuan Trump dengan rombongan Setya Novanto difasilitasi oleh pengusaha Hary Tanoesoedibjo yang kini juga merupakan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Hary Tanoe disebut punya hubungan bisnis dengan Trump. “Pak Donald Trump itu punya mitra. Mitranya di sini adalah Pak Hary Tanoe," ujar Tantowi.
Sementara Ketua Dewan Pimpinan Pusat Perindo, Arya Sinulingga, mengatakan Hary Tanoe memang menelepon Trump untuk mengabarkan koleganya dari Indonesia hendak bertemu. "Pak HT (Hary Tanoe) memperkenalkan antarpolitikus, untuk membuka jaringan dengan anggota Dewan," kata dia. (Selengkapnya:
Hary Tanoe Telepon Trump untuk Perkenalkan Setya)
Tantowi yang turut hadir dalam pertemuan dengan Trump di New York mengatakan pembicaraan dengan Trump sebatas obrolan antara delegasi parlemen dengan pebisnis. Konteks pembicaraan pun tidak ada yang menjurus ke persoalan politik.
Dalam pertemuan tersebut, ujar politikus Golkar itu, Setya mengapresiasi investasi yang ditanam Trump di Indonesia. Dia pun mengundang Trump untuk menanam investasi lebih banyak lagi di Indonesia.
Rombongan Setya kini telah kembali ke Indonesia dan siap menghadapi proses di Mahkamah Kehormatan Dewan setelah beberapa hari lalu dilaporkan oleh tujuh anggota DPR atas dugaan pelanggaran etik.
(agk)