MKD Akan Usut Fee dari Trump dan Keterlibatan Hary Tanoe

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Senin, 14 Sep 2015 16:52 WIB
Anggota MKD Sarifuddin Suding mengatakan, Hary Tanoe juga akan diklarifikasi soal tudingan ia memfasilitasi pertemuan rombongan DPR dengan Donald Trump.
Ketua DPR RI Setya Novanto (kanan) didampingi Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan mengenai pertemuan dengan Donald Trump di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/9). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rayat mengaku telah mengantongi dokumen lengkap tentang kunjungan rombongan DPR saat bertemu pengusaha Amerika Serikat Donald Trump.

Anggota MKD Sarifuddin Suding mengatakan, dokumen yang sudah dikantongi itu antara lain berisi agenda kegiatan, jumlah anggaran, dokumen tertulis, serta rekaman.

Dokumen tersebut bukan hanya diterima dari Sekretariat Jenderal DPR, namun juga beberapa pihak. Misalnya ada dokumen yang menyebut rombongan DPR mendapat sejumlah uang dari Trump. MKD dalam hal ini bakal turut mendalami laporan tersebut. (Baca juga: Fadli Zon Benarkan Hary Tanoe Bantu Komunikasi dengan Trump)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlu kami dalami apakah pemberian ini ada maknanya berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang atau tidak. Saya rasa ini masuk dalam kajian di Mahkamah Kehormatan," Anggota Sudding di Gedung DPR, Senin (14/9).

SIMAK FOKUS: Kontroversi Bos DPR dan Trump

Selain urusan pemberian uang, rapat internal MKD juga mempertanyakan motivasi pengusaha Hary Tanoesoedibjo yang disebut memfasilitasi pertemuan tersebut. MKD mempertanyakan alasan yang mendasari Hary Tanoe di balik pertemuan di luar agenda kunjungan kerja para wakil rakyat.

"Pada akhirnya kami akan memanggil Pak Hary Tanoe beserta saksi-saksi lainnya untuk dimintai klarifikasi soal pertemuan ini," kata Sudding.

MKD sebelumnya berniat memanggil Ketua DPR Setya Novanto Rabu lusa (16/9). Namun Sudding menyatakan niatan itu kemungkinan bakal diundur lantaran MKD bakal terlebih dulu memprioritaskan pemeriksaan saksi dan meminta klarifikasi berkenaan dokumen yang diserahkan Sekretariat Jenderal DPR. (Baca juga: Setnov Sebut Donald Trump yang Menginisiasi Pertemuan)

Sebelumnya Wakil Ketua DPR Fadli Zon membantah rombongan anggota dewan mendapat duit dari Trump. Dia menegaskan pertemuan itu murni urusan bisnis.

"Tidak ada fee sama sekali. Kami mendukung pengusaha yang mau datang ke Indonesia, ini hal baik bagi indonesia sesuai harapan presiden, kecuali mau usir investor. Tidak ada fee dan amplop," kata Fadli.

Sebelumnya Ketua Dewan Pimpina Pusat Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Arya Sinulingga membenarkan Hary Tanoesoedibjo memfasilitasi pertemuan Setya Novanto dan bakal calon presiden AS Donald Trump.

Sebelum pertemuan, Hary yang juga Ketua Umum Perindo menelpon Trump bahwa koleganya di Indonesia akan bertemu Trump.

"Memperkenalkan itu wajar saja dan tidak masalahnya karena Pak HT (Hary Tanoe) memperkenalkan antarpolitikus dan buka jaringan dengan anggota dewan," kata Arya. (Baca juga: Harry Tanoe Telepon Trump untuk Perkenalkan Setya Novanto)

Perkenalan tersebut, lanjut Arya, bukan dalam konteks kampanye. Setya  dan Fadli Zon sempat bertemu Trump di Lantai 26 Trump Tower, New York, Amerika, selama 30 menit pada Kamis (3/9).  
(sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER