Selain Ical dan Agung, Setnov Dinilai Tak Layak Pimpin Golkar

Basuki Rahmat N | CNN Indonesia
Selasa, 17 Nov 2015 09:17 WIB
Partai Golongan Karya sangat membutuhkan munculnya figur muda untuk menjadi pucuk pimpinan partai sebagai bentuk regenerasi kepemimpinan.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto, yang juga petinggi Partai Golkar. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, menilai perlunya Partai Golkar segera menggelar musyawarah nasional untuk memilih ketua umum baru. Syamsuddin mengatakan selain Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono tidak pantas lagi untuk mencalonkan diri sebagai ketum, Setya Novanto (Setnov) juga dianggap tak layak untuk maju sebagai calon ketum Golkar.

“Kalau Ical dan Agung mau mencalonkan diri sebagai ketua umum di munas jelas sangat tidak layak. Mereka sudah gaek, sudah lewat masanya, dua orang itu pucuk konflik internal Golkar selama setahun belakangan ini,” ujar Syamsuddin kepada CNN Indonesia, Selasa (16/11).

Begitupun, lanjut Syamsuddin, dengan elite Golkar yang juga menjabat Ketua DPR Setya Novanto. “Dari rekam jejaknya tidak baik, tersangkut beberapa dugaan kasus seperti Freeport dan juga waktu itu menemui Donald Trump. Dari segi usia juga sudah cukup gaek, bukan berasal dari kalangan muda Golkar,” kata Syamsuddin yang menekankan pentingnya regenerasi kepemimpinan di pucuk partai beringin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desakan agar Golkar segera menggelar munas muncul tak hanya dari kubu Agung Laksono. Tuntutan tersebut juga muncul dari kubu Ical. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad mengungkapkan bahwa permintaan agar munas segera dilaksanakan juga diutarakan oleh petinggi di kubu Ical.

"Ada Airlangga Hartanto, Ade Komaruddin, Setya Novanto mau tapi masih malu-malu, Mahyudin, ada juga Aziz Syamsuddin," kata Fadel saat ditemui di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Senin (9/11).

Sebelumnya tokoh senior Golkar, Abdul Latief, juga meminta Ical dan Agung untuk secara terbuka mundur dari kepengurusan masing-masing. Latief menyatakan keduanya yaitu Ical dan Agung merupakan pengurus yang gagal. Dua-duanya harus mundur dan menyerahkan pimpinan pada yang muda.

Kader muda Golkar Sirajuddin Abdul Wahab menyatakan bahwa selain Ical dan Agung yang sudah tidak layak memimpin Golkar, Setya Novanto juga dinilai tidak pantas untuk mencalonkan diri.

“Kalau Setya Novanto yang nanti menjadi ketua umum sama saja. Harus diserahkan ke kader yang muda-muda demi untuk persatuan Golkar dan untuk kemajuan partai,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar yang jugaSekretaris Jenderal KNPI hasil kongres di Papua itu kepada CNN Indonesia.

Kader Golkar muda lainnya, Muhammad Sarmuji menyatakan untuk menyelamatkan Partai Golkar tidak boleh salah dalam memimpin ketua umum mendatang. “Kami mempertaruhkan nasib Golkar yang sudah tercabik-cabik,” ucap Sarmuji kepada CNN Indonesia, Selasa (16/11).

Mantan Sekretaris Jenderal DPP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) itu menyatakan calon ketua umum Golkar harus memiliki visi yang jauh ke depan, mengerti sepenuhnya persoalan Golkar dan cara menyelesaikannya, dapat merangkul semua kubu atau faksi-faksi di Golkar, dan memahami perubahan sistem politik di Indonesia untuk menghadapi pilpres mendatang.

“Perlu adanya pergantian kepemimpinan untuk generasi muda Golkar,” tutur anggota Komisi IX DPR itu.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER