Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat Paripurna DPR hari ini mengesahkan dan mengambil sumpah 14 anggota Tim Pengawas Intelijen yang berasal dari Komisi I DPR. Komisi ini mengawasi sektor pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen.
Pemimpin paripurna, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, mengatakan pembentukan Tim Pengawas Intelijen merupakan tindak lanjut Pasal 43 ayat (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara.
Pengesahan keempat belas anggota tim itu dilakukan Ketua DPR Ade Komarudin. Namun prosesi pelantikan diwarnai pertanyaan sejumlah anggota Dewan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Legislator PDI Perjuangan Arya Bima misalnya meminta penjelasan terkait tugas dan fungsi lembaga pengawas ini. Sementara politikus Golkar Aziz Syamsuddin bukan mempersoalkan pembentukan Tim Pengawas Intelijen, melainkan mempertanyakan seremoni pelantikannya.
Merespons hal itu, Wakil Ketua Komisi I Tantowi Yahya menjelaskan bahwa Tim Pengawas Intelijen dibentuk untuk mengawasi kerja intelijen ketika ditemukan pelanggaran.
"Tim Pengawas bekerja saat intelijen melanggar UU dan melakukan hal tidak biasa," kata Tantowi di hadapan sidang paripurna DPR RI, Jakarta, Selasa (26/1).
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi I Hanafi Rais mengatakan Tim Pengawas Intelijen akan bersifat eksternal atau berada di luar dari Badan Intelijen Negara, sebab BIN telah memiliki lembaga pengawas sendiri dalam bentuk Dewan Kehormatan.
Dengan demikian, kata Hanafi, Tim Pengawas Intelijen hanya akan bekerja saat ditemukan pelanggaran dari lembaga intelijen dalam menjalankan tugas mereka.
Pelanggaran yang dapat terjadi contohnya berupa penyalahgunaan wewenang, misal intelijen melakukan penangkapan dan penahanan, serta penyadapan tanpa izin pengadilan yang tidak diatur dalam UU.
Berikut 14 nama anggota Tim Pengawas Intelijen DPR:
1. Mahfudz Siddiq (Ketua, PKS)
2. Tantowi Yahya (Golkar)
3. Asril Tandjung (Gerindra)
4. Hanafi Rais (PAN)
5. Tb Hasanudin (PDIP)
6. A. Fernandez
7. Ahmad Muzani (Gerindra)
8. Djoko Udjianto (Demokrat)
9. Budi Youyastri (PAN)
10. Syaiful Bahri Ansori (PKB)
11. Ahmad Zainuddin (PKS)
12. A. Dimyati Natakusumah (PPP)
13. Supiadin Aries Saputra (NasDem)
14. M. Arief Suditomo (Hanura)
(agk)