Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menolak wacana pembangunan perpustakaan DPR. Menurutnya, waktu pelaksanaan proyek itu tidak tepat.
"Target penerimaan negara kan tidak tercapai. Meski itu ide bagus, lebih baik ditunda," kata Zulkifli di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/3).
Dia mengatakan, anggaran yang dimiliki pemerintah saat ini sebaiknya digunakan bagi kepentingan rakyat, seperti pendidikan dan kesehatan. Menurut Zulkifli, pembangunan perpustakaan dapat dilakukan lima hingga sepuluh tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah cendikiawan sebelumnya mengusulkan kepada Ketua DPR Ade Komarudin, perpustakaan DPR seharusnya menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan koleksi lebih dari 600 ribu buku. .
Untuk mewujudkan wacana tersebut, DPR memerlukan anggaran Rp570 miliar.
"Jangan sampai itu mengurangi anggaran proyek lain seperti pembangunan jalan rakyat Maluku dan Sumatera," kata Zulkifli.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical mendukung wacana pembangunan perpustakaan DPR. Menurutnya, Indonesia membutuhkan perpustakaan lengkap yang didukung tekonologi muktahir.
Ical mencontohkan Freedom Institute yang dibangunnya bersama Rizal Malarangeng. Tempat itu hanya memiliki koleksi 14 ribu buku. Ia mengklaim, 200 orang datang berkunjung dan membaca buku di perpustakaan itu setiap hari.
"Itu bagus sekali bagi pendidikan. Bayangkan kalau ada buku sampai ratusan ribu, pasti luar biasa," kata Ical.
Mantan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat itu berharap, seluruh lapisan masyarakat nantinya menggunakan fasilitas perpustakaan DPR.
Sebelumnya, Ketua DPR Ade Komarudin mendukung usulan cendikiawan soal pembangunan perpustakaan DPR. Wacana ini belum dibahas lebih lanjut karena DPR masih dalam masa reses.
Dia meyakini wacana ini disetujui seluruh fraksi. Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini mengaku siap menghadapi pihak-pihak yang menolak wacana pembangunan perpustakaan.
(abm)