Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal Calon Ketua Umum Partai Golkar Ade Komarudin enggan menanggapi wacana syarat biaya pendaftaran sejumlah Rp20 miliar bagi para calon yang akan mendaftar.
"Itu kan belum diputuskan dalam rapat pleno. Jadi silahkan saja kalau mau membicarakan hal yang baru wacana," kata Ade di kediaman BJ Habibie, Jakarta Selatan, Kamis (14/4).
Akom sapaan akrab Ade sengaja datang ke rumah Presiden ke-3 Indonesia yang juga politikus senior Partai Golkar untuk meminta dukungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua DPR itu mengatakan, pertemuannya dengan Habibie sama sekali tak membicarakan soal wacana syarat biaya pendaftaran Rp20 miliar.
"Ini bicara demokrasi dalam pengertian secara keseluruhan karena Pak Habibie adalah mantan presiden yang menurut kami bapaknya demokrasi Indonesia," ucapnya.
Ade menuturkan, dirinya mendapat support penuh dari Habibie untuk maju dalam gelaran Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) partai beringin.
"Beliau meminta tim kami untuk berjuang dan berharap kami semakin memberikan kekuatan pada partai," ucapnya.
Munaslub Partai Golkar akan diselenggarakan pada 17-21 Mei mendatang di Bali. Namun, jelang gelaran akbar tersebut, wacana biaya Rp20 miliar sebagai syarat daftar bagi para bakal calon ketua umum mengemuka.
Anggota tim sukses Akom, Bambang Soesatyo mempermasalahkan syarat biaya pendaftaran sejumlah Rp20 miliar bagi para calon yang akan mendaftar.
Menurutnya, jumlah Rp20 miliar bukanlah jumlah yang wajar. Dia menilai jika wacana tersebut benar-benar dilaksanakan, hal tersebut sama saja menyuruh para calon untuk melakukan korupsi.
"Para kandidat yang rata-rata anggota DPR, ada mantan anggota DPR dan Gubernur itu harus merampok kemana? Ini kemunduran bagi partai sebesar Golkar," kata Bamsoet saat dihubungi, Rabu (13/4).
Ketua Organizing Committee (OC) Munaslub Zainudin Amali tak menampik kebenaran wacana tersebut. Dia berkata, sejumlah biaya itu untuk menghindari politik uang salam Munaslub.
"Sempat muncul wacana untuk menghindari politik uang. Maka partisipasi yang akan diberikan ke daerah, dikumpulkan di satu tempat," kataAmali di Gedung DPR RI, Selasa (12/4).
Bambang menilai, alasan menghindari politik uang mengada-ada. Dia meminta panita berterus terang jika membutuhkan dana untuk menggelar Munaslub.
"Saya yakin para kandidat rela dan ikhlas patungan. Berdasarkan pengalaman Munas kami di Bali 2014 dengan 2000 kamar di sembilan hotel di Bali tidak sampai Rp10 miliarr kok. Lalu sisanya buat apa?," ucapnya.
Senada, bakal calon Ketua Umum Partai Golkar Mahyudin mengaku tidak setuju dengan wacana tersebut. Dia menilai, syarat biaya mendaftar sebesar Rp20 miliar tidak masuk akal.
"Kami seperti diadu, seperti berjudi kalau kalah ya kalah Rp20 miliar kan? Jangan sampai Golkar dianggap tidak jelas dalam membuat aturan," kata Mahyudin saat dihubungi.
Wakil Ketua MPR itu menyarankan, panitia membuka rekening sumbangan jika memang tidak memiliki biaya untuk menggelar Munaslub.
"Kalau Rp1 miliar wajar untuk uang partisipasi. Tapi kalau Rp20 miliar berat. Nanti saya kena gratifikasi. Yang ada kader Golkar ditangkap KPK semua," ucapnya.
(pit)