Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menanggapi komentar masyarakat yang mempertanyakan deklarasi dukungan Partai Nasdem terhadap dirinya untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Emil, sapaan Ridwan, juga menjelaskan alasannya menerima Nasdem sebagai partai pengusungnya.
"Banyak yang bertanya kenapa? Jawabannya sangat multidimensi," tulis Emil di akun Facebook miliknya, Senin (20/3).
Dia menjelaskan dalam tujuh poin untuk menjawab pertanyaan yang menurutnya paling banyak dipertanyakan masyarakat di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emil mengatakan, seseorang yang disebut calon gubernur secara resmi harus mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah. Sementara ini dirinya belum ke tahap itu. Dalam perjalanannya, masih banyak lika liku dalam perkembangan politik.
"Bisa seperti tokoh-tokoh di Jakarta yang heboh-heboh di awal, ternyata tidak jadi," katanya.
Sebagai independen yang tidak tergabung dalam partai apapun, Emil menyatakan akan menerima aspirasi dari siapapun yang berniat baik mendukung dirinya. Meskipun keputusan akhirnya masih jauh, dia lebih memilih menerima dukungan daripada menolak agar tidak terkesan sombong.
"Esok lusa ada tambahan dukungan ya ditunggu, tidak juga ya diterima saja takdirnya," ujarnya.
Dia menjelaskan alasan menerima Nasdem dibandingkan partai lain. Menurutnya, partai-partai sebelumnya sudah dikomunikasikan namun belum ada jawaban hingga kini. Emil tidak ingin menunggu sesuatu yang belum pasti.
 Walikota Bandung Ridwan Kamil diarak menggunakan Sisingaan pada acara Deklarasi Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jawa Barat 2018/2023. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Pria 45 tahun ini menyadari, setiap pilihan situasi politik mengundang respons balik dari orang lain. Ada yang suka dan tidak suka. Dia mengaku telah mengalami situasi ini pada 2013, saat maju dalam Pemilihan Wali Kota Bandung. Sebagian pertemanannya bahkan putus dan tidak kembali hingga sekarang.
"Setengah pertemanan saya balik kanan karena saya maju pilwalkot didukung partai. Sedih? Iya, tapi saat itu dilalui saja prosesnya dengan ikhlas," ungkapnya.
Emil membantah bahwa deklarasi kemarin hanya semata syahwat politik. Sebab menurutnya, jika dirinya ambisius, Kota Bandung sudah ditinggalkan untuk ikut mencalonkan diri dalam Pilgub DKI Jakarta. Pilgub Jabar tahun depan dia akan menggenapkan tugas sebagai wali kota selama lima tahun.
"Janji Bandung belum beres? Betul. Namun masih ada dua tahun anggaran 2017 dan 2018 untuk dibelanjakan mengejar sisa mimpi," katanya.
Dia menyatakan tak akan ambil pusing jika nantinya tidak terpilih dalam Pilgub Jabar. Emil sudah memiliki rencana akan kembali menjadi dosen dan arsitek.
"Saya mah bukan pengangguran. Tidak punya niat cari nafkah dari politik," ucapnya.
Di akhir penjelasannya, Emil tidak akan mempersoalkan sikap maupun penilaian orang lain atas keputusan politik yang dia ambil.
"Politik adalah cara memperjuangkan nilai dan cita-cita. Dalam prosesnya tidaklah akan pernah, sampai kapanpun, menyenangkan semua orang. Tinggal karya dan pengabdian yang akan menjawab semua itu," katanya.