Jakarta, CNN Indonesia --
Setelah menempuh perjalanan sejauh 711 juta kilometer selama 10 bulan, pesawat antariksa Maven buatan NASA akhirnya memasuki orbit Mars. Pesawat tanpa awak ini tidak dirancang untuk mendarat, melainkan hanya untuk terbang di orbit Mars untuk memelajari atmosfernya.
Administrator NASA, Charles Bolden mengungkapkan, Maven menjadi pesawat pertama yang didedikasikan untuk memelajari atmosfer Mars. Ia akan terbang selama setahun ke depan untuk mengumpulkan data yang memperkaya pemahaman ilmuwan di Bumi.
"Maven akan sangat meningkatkan pemahaman kita tentang sejarah atmosfer Mars, bagaimana iklim telah berubah dari waktu ke waktu, dan bagaimana telah memengaruhi evolusi permukaan dan kelayakhunian potensi planet ini," kata Bolden dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maven akan mengumpulkan data mengenai gas yang hilang dari atmosfer Mars, termasuk cara gas tersebut berinteraksi dengan matahari.
Ada rencana untuk menurunkan ketinggian Maven dari 149 kilometer menjadi 123 kilometer guna memeroleh informasi memadai tentang atmosfer penuh bagian atas pada Mars, serta mengetahui titik lapisan atmosfer yang mulai rendah dari planet ini.
Selain itu, lanjut Bolden, misi Maven yang menghabiskan anggaran US$ 671 juta juga membantu NASA dalam memersiapkan diri pengiriman manusia ke Mars di masa depan.
Menurut NASA, Mars memiliki sejarah yang sama dengan Bumi di mana kondisi fisiknya dianggap ramah untuk dihuni.
NASA meluncurkan Maven pada November tahun lalu dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Maven—singkatan dari Mars Atmosphere and Volatile Evolution Mission—mulai mengelilingi Mars pada November 2014.
Sebelumnya, NASA telah mengirim kendaraan antariksa Curiosity pada 2012 yang telah berada di Mars selama lebih dari dua tahun. Kendaraan yang disertai dengan kamera ini sempat memotret tanah di Mars yang mirip dengan wilayah gurun di Bumi.