Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah Taiwan sedang menyelidiki produsen pembuat ponsel pintar Xiaomi asal Tiongkok karena diduga melakukan penyadapan dan mengancam keamanan siber nasional, Rabu (24/9).
Sejumlah tipe ponsel Xiaomi diduga mengirim data pengguna secara otomatis ke server kantor pusat Xiaomi di Beijing dan hal ini dinilai melanggar keamanan.
Belum diketahui secara pasti langkah apa yang akan diambil pemerintah Taiwan namun keputusan bisa mengarah pada larangan penjualan ponsel Xiaomi. Hasil penyelidikan akan diumumkan dalam waktu tiga bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Taiwan sedang mewaspadai aksi penyadapan yang dilakukan negara lain. Tiongkok selama ini terus mendapat tudingan melakukan kegiatan spionase industri dan ekonomi dari negara Barat.
Xiaomi, yang didirikan pada 2010, saat ini sedang gencar melakukan ekspansi ke pasar negara Asia, termasuk Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipian, dan India. Mereka juga berencana ekspansi ke Thailand, Brasil, dan Meksiko.
Selain Xiaomi, pemerintah Taiwan juga melarang pegawai negeri di sana menggunakan layanan pesan instan Line yang dimiliki oleh perusahaan Naver asal Korea Selatan. Aplikasi ini juga dinilai mengganggu keamanan.
Juru bicara aplikasi Line yang berbasis di Tokyo, mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan sedang menyelidiki masalah ini tapi tidak memberi rincian lebih lanjut.
Kepolisian Taiwan sejak Agustus 2014 lalu juga mendorong para anggotanya untuk tidak memakai aplikasi pesan instan WeChat buatan Tencent.