Smartfren dan Esia akan Bersatu

CNN Indonesia
Kamis, 25 Sep 2014 10:59 WIB
Kedua petinggi perusahaan telah mengirimkan surat permohonan konsolidasi kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Ilustrasi (ReutersAnindito Mukherjee)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dua operator telekomunikasi yang mengusung teknologi CDMA, Smart Telecom (Smartfren) dan Bakrie Telecom (Esia), sedang dalam pembicaraan untuk melakukan konsolidasi. Kedua petinggi perusahaan telah mengirimkan surat permohonan konsolidasi kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Kemenkominfo menyambut baik permohonan itu karena sudah lama merencanakan konsolidasi bagi operator telekomunikasi yang mengusung teknologi CDMA.

"Ini sesuatu yang sangat dinanti dan kami mendukung," kata Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo, Muhammad Budi Setiawan kepada CNN Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk tahap awal, Budi akan mengeluarkan izin prinsip pekan ini bagi kedua perusahaan yang memberikan kepastian hukum. Kedua perusahaan juga harus menyelesaikan kewajiban pembayaran Biaya Hak Penggunaan (BHP) Frekuensi, BHP Telekomunikasi, dan Universal Service Obligation (USO).

Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim, mengakui pihaknya telah bertemu dengan Esia untuk membicarakan konsolidasi ini. “Tapi implementasi soal penomoran, sumber daya, pelanggan, BTS, masih dalam pembicaraan,” kata Djoko saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (25/9).

Jika konsolidasi terjadi, salah satu perusahaan akan menjadi pihak yang mengelola sumber daya frekuensi dan berperan membangun jaringan. Sementara perusahaan lain akan bertindak sebagai penyelenggara jasa atau populer disebut Mobile Virtual Network Operator (MVNO).

Smartfren dan Esia akan bertahan dengan teknologi CDMA dan bisa langsung memperbarui teknologi menuju 4G LTE.

Menkominfo Tifatul Sembiring telah menandatangani peraturan menteri tentang penataan pita frekuensi radio 800 MHz untuk keperluan penyelenggaraan jaringan bergerak seluler. Frekuensi 800 MHz, yang selama ini digunakan oleh operator CDMA, bisa dimanfaatkan untuk teknologi netral dalam cakupan nasional.

Teknologi netral memungkinkan operator telekomunikasi menggelar dua teknologi jaringan dalam satu rentang frekuensi yang dimiliki operator telekomunikasi, misalnya 3G dan 4G di 800 MHz.

Sementara dua operator telekomunikasi CDMA lainnya, yaitu Telkom (Flexi) dan Indosat (StarOne), lebih memilih untuk mengganti teknologinya dari CDMA menuju GSM. Karena, kedua perusahaan itu memiliki infrastruktur GSM. Khusus Telkom, rencananya akan mengalihkan sumber daya frekuensi, penomoran, dan pelanggannya ke layanan Kartu As dari Telkomsel.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER