Jakarta, CNN Indonesia -- BlackBerry mencoba melakukan inovasi di tengah persaingan bisnis ponsel pintar yang ketat. Perusahaan meluncurkan BlackBerry Passport yang desainnya sangat berbeda dari produk terdahulunya maupun para kompetitornya.
Terinspirasi dari bentuk dan ukuran paspor pada umumnya, BlackBerry Passport hadir dengan layar sentuh 4,5 inci aspek rasio 1:1. Meski ukurannya besar, namun produk ini mudah untuk dibawa atau disimpan dalam saku.
BlackBerry mengklaim perangkat barunya sangat ideal bagi para profesional bisnis yang membutuhkan akses nyaman dalam mengelola dokumen pekerjaan atau membalas pesan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saat kami mendesain BlackBerry Passport, ide-ide sederhana yang menantang memandu kami dalam membuat perangkat yang mampu mengubah cara profesional bisnis untuk menyelesaikan pekerjaan mereka,” ujar CEO BlackBerry, John Chen.
Passport dibalut oleh materi
stainless steel sehingga membuatnya terkesan premium. Layarnya yang beresolusi 1.440 x 1.440 pixel dilindungi oleh lapisan antigores Gorilla Glass 3.
Ponsel ini menandai upaya baru BlackBerry dalam mengatasi masalah keterbatasan aplikasi digital. Dengan sistem operasi BlackBerry 10.3, Passport telah disematkan toko aplikasi online Amazon Appstore yang menyediakan beragam aplikasi dan
game Android format .APK.
BlackBerry diyakini masih memiliki basis pengguna yang setia dengan keberadaan papan ketik fisik. Alasan ini jadi alasan mengapa Passport menyediakan papan ketik tiga baris dengan tombol-tombol ukuran besar sehingga dapat mengurangi salah ketik. Ia juga berfungsi sebagai
trackpad yang membantu pengguna dalam bernavigasi.
Menurut analis Brian Colello dari Morningstar, saat ini BlackBerry membutuhkan ponsel yang dapat meningkatkan penjualan produk perangkat keras mereka.
“BlackBerry hanya membutuhkan satu model ponsel untuk saat ini. Tidak peduli itu Passport, Classic, atau apapun, yang mereka perlu satu perangkat yang melejitkan bisnis hardware,” ujarnya.
Sayangnya, Passport tidal mendapat banyak pujian dari para
blogger yang mengulas produk itu. Blog teknologi
CNet hanya memberi nilai 3,5 bintang untuk Passport. Sementara
The Verge menilai Passport tidak lagi relevan dengan kebutuhan saat ini.
Passport rencananya segera dijual di kawasan Amerika Utara dan Eropa dengan harga US$ 599. Belum ada keterangan resmi kapan produk ini akan hadir di Indonesia.