Jakarta, CNN Indonesia -- Facebook telah menyelesaikan transaksi untuk mengakuisisi WhatsApp pada Senin (6/10) dengan harga akhir US$ 22 miliar (Rp 268 triliun), atau naik US$ 3 miliar dari kesepakatan awal, karena kenaikan harga saham Facebook dalam beberapa bulan terakhir.
Facebook harus membayar US$ 4,59 miliar dalam bentuk tunai dan 178 juta lembar sahamnya kepada para pendiri WhatsApp, serta 46 juta lembar saham kepada sejumlah karyawan WhatsApp.
Pendiri sekaligus CEO WhatsApp, Jan Koum, akan menerima 24,9 juta lembar saham selama empat tahun ke depan atau setara US$ 1,9 miliar, sebagai bujukan agar ia tetap mengasuh WhatsApp.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana pembelian WhatsApp oleh Facebook diumumkan pada Februari 2014. Kala itu, Facebook sedang bersiap untuk menjual saham perdana ke publik dengan harga US$ 38 per lembar. Sekarang, harga itu naik menjadi US$ 77,17 per lembar saham.
WhatsApp dengan 70 karyawannya akan tetap berkantor di Mountain View, California.
Akuisisi ini menggarisbawahi nilai perusahaan rintisan berbasis digital yang berkembang pesat dan keinginan perusahaan mapan untuk membeli mereka.
Selain WhatsApp, aplikasi pesan yang sedang dilirik banyak perusahaan mapan adalah Snapchat. Perusahaan besar macam Facebook dan Google dilaporkan telah menawar Snapchat, namun ditolak.
Kini, Snapchat sedang berupaya mengumpulkan investasi baru di putaran berikutnya yang diprediksi mencapai US$ 10 miliar dari sejumlah investor perusahaan dan perorangan.