Jakarta, CNN Indonesia -- Buku cetak nampaknya masih menjadi pilihan utama para penggemar buku dibandingkan buku elektronik. Laporan Nielsen Books & Consumer menunjukkan penjualan buku sampul tipis dan sampul tebal jauh lebih tinggi dibandingkan buku elektronik.
Menurut survei Nielsen, buku elektronik hanya meraih pangsa pasar 23 persen dari penjualan seluruh buku pada semester pertama 2014. Sementara buku sampul tebal
(hardcover) meraih 25 persen dan buku sampul tipis
(softcover) menguasai 42 persen. Jika ditotal, penjualan buku cetak masih menguasai 67 persen pasar buku yang terjual pada semester pertama 2014.
Nielsen mencatat penjualan buku elektronik mengalami kenaikan tiga digit sejak 2007. Namun, pertumbuhan penjualannya melambat menjadi satu digit pada 2013.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku fisik masih menjadi pilihan karena selain lebih nyaman di mata, benda macam ini menjadi koleksi bagi penggemar novel atau sejarah.
Sejumlah analis memprediksi buku elektronik dan buku fisik akan hidup “akur” berdampingan. CEO Perseus Books Group, David Steinberger, mengatakan, format dan berbagai saluran yang ditawarkan oleh buku saat ini pada umumnya positif untuk pembaca, penulis, dan penerbit.
Penulis Stephen King juga berpendapat senada, buku cetak memiliki masa depan yang panjang dan cerah. Buku cetak dinilai punya kedekatan emosional yang memungkinkan pembaca mendapat pemahaman dan ingatan lebih kuat.