Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai mata uang Bitcoin mengalami penurunan mencapai 50 persen dalam waktu tiga bulan terakhir. Menurut CEO Bitcoin Indonesia, Oscar Darmawan, penurunan ini disebabkan terlalu banyaknya peredaran Bitcoin di pasar.
Dihubungi
CNN Indonesia, Rabu (08/10), Oscar mengatakan bahwa pada dasarnya naik dan turunnya harga Bitcoin dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan pasar. Ketika permintaan pasar meningkat, harga Bitcoin akan melonjak dan jika permintaan pasar menurun, harga Bitcoin akan turun dengan perlahan.
Namun menurut Oscar penurunan harga Bitcoin dalam waktu beberapa bulan ini terjadi karena terlalu banyak orang yang mengambil keuntungan dari penjualan Bitcoin. Menurutnya, banyak orang yang membeli Bitcoin sebagai alat investasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika harga menurun mereka banyak membeli bitcoin dan ketika harga naik, Bitcoin dijual," ujar Oscar.
Hal ini mengakibatkan peredaran Bitcoin tidak dapat dibendung dan membanjiri pasar.
Menurut Oscar, dalam kurun waktu tiga pekan terakhir ada lebih dari 40 ribu Bitcoin yang dijual para investor dengan nilai total mencapai US$ 20 juta di seluruh dunia.
“Pasar kebanjiran Bitcoin sehingga malah harganya turun," lanjutnya.
Oscar menilai penurunan harga ini tidak akan terjadi dalam waktu yang lama. Tiga hari yang lalu tercatat nilai Bitcoin dalam rupiah adalah Rp 3,4 juta dan kini kembali mencapai Rp 4 juta per Bitcoin.
"Nilai ini menuju angka yang stabil di kisaran 4 hingga 4,5 juta per satu Bitcoin," kata Oscar.
Oscar menambahkan bahwa penurunan harga yang terjadi secara ekstrim ini tidak memberikan dampak pada perusahaan. Oscar mengklaim saat ini pelanggan Bitcoin Indonesia, pusat perdagangan Bitcoin terbesar di Indonesia, telah mencapai 30 ribu rekening pelanggan termasuk rekening badan usaha yang menerima pembayaran dengan Bitcoin.
Bitcoin merupakan mata uang virtual yang bisa didapat dengan cara jual beli, atau ditambang untuk mendapat cercahan Bitcoin. Penambang Bitcoin biasanya menggunakan alat bantu seperti USB dongle di komuter yang memang telah diprogram untuk peranti lunak Bitcoin.
Di Indonesia, penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran tidak direkomendasikan oleh bank sentral. Bank Indonesia tidak mengakui Bitcoin sebagai alat bayar yang sah dan tidak bertanggung jawab atas segala risiko yang terjadi jika warga bertransaksi dengan mata uang ini.