JARINGAN TRANSPORTASI

Dinilai Serakah, Aplikasi Uber Diprotes Sopir

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2014 09:06 WIB
Pengelola aplikasi Uber di San Francisco diprotes 50 pengemudi mobil yang bekerjasama dengan layanan jaringan transportasi online tersebut, Kamis (23/10).
Pengelola aplikasi Uber di San Francisco, AS, diprotes 50 pengemudi mobil yang bekerjasama dengan layanan jaringan transportasi online tersebut, Kamis, 23 Oktober 2014 (CNN Indonesia/Aditya Panji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 50 pengemudi mobil yang bekerjasama dengan aplikasi Uber berkumpul dan melakukan demonstrasi di depan kantor pusat Uber di San Fransisco, California, Amerika Serikat, Kamis (23/10). Demonstran membawa spanduk bertuliskan "Keserakahan adalah penyakit dan Uber telah terinfeksi" diiringi dengan nyanyian yang menyerukan kekesalan mereka pada perusahaan.

Para pengemudi memprotes berbagai kebijakan yang diterpakan oleh perusahaan, termasuk pemangkasan tarif yang menyebabkan ikut berkurangnya pendapatan yang mereka terima.

Dalam aksi protes ini para pengemudi melakukan mogok kerja selama tiga jam. Namun, pada layanan lokasi mobil yang tersedia pada aplikasi Uber, terlihat masih banyak mobil dan pengemudi yang beroperasi di San Francisco. Pihak Uber mengatakan bahwa protes tersebut tidak mewakili semua pengemudi Uber Taxi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kelompok demonstran ini hanya sebagian kecil. Kenyataannya ada ribuan mitra Uber yang masih mengemudi tanpa melakukan protes sekarang," ujar juru bicara Uber seperti dikutip dari Mashable.

Tidak puas dengan melakukan demonstrasi di depan kantor perusahaan, para demonstran juga mengatakan akan hadir pada diskusi California Public Utilities Commision yang akan melakukan peninjauan ulang terhadap kebijakan dan aturan untuk transportasi berjaringan seperti Uber, Lyft dan Sidecar.

Beberapa waktu lalu Uber melakukan penurunan harga dan tarif secara drastis agar dapat bersaing dengan kompetitornya, Lyft dan Sidecar. Penurunan harga ini dilakukan pada Januari awal tahun ini dengan beberapa kesepakatan yang hingga kini terus diperpanjang.

Karim Benkanoun, pria yang telah menjadi pengemudi untuk layanan Uber selama dua tahun ini, menuntut Uber memberikan komisi yang sesuai dengan penurunan harga yang terjadi. Dia mengatakan pendapatannya telah turun hingga 30 persen setelah kebijakan ini dibuat.

Bukan hanya soal kebijakan tarif, para demonstran juga merasa tidak puas dan mengkritik kebijakan yang melarang pemberian tip pada pengemudi.

"Kita adalah pekerja yang juga bergantung pada tip yang diberi oleh pelanggan," ujar salah satu demonstran.

Selama ini pemberian tip memang menjadi salah satu pemasukan yang cukup berarti bagi para pengemudi taksi baik itu taksi reguler maupun Uber.

Selama beberapa waktu ini Uber menghadapi sejumlah permasalahan dalam ekspansi jaringan transportasi global. Di Jerman, Uber dilarang beroperasi karena dinilai tidak mengikuti hukum-hukum perlindungan pengemudi dan penumpang serta ketentuan lisensi angkutan umum.

Bahkan di beberapa negara lain seperti Perancis, Inggris dan Indonesia ikut menuai kontroversi.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER