Jakarta, CNN Indonesia -- Teknologi plasma pada televisi mulai ditinggalkan. Setelah Panasonic, kini giliran perusahaan LG asal Korea Selatan yang menyatakan akan mengakhiri produksi televisi plasma pada akhir November 2014.
LG mengatakan pada Selasa (28/10), bahwa permintaan atas televisi plasma mengalami penurunan. Pada 2013, televisi plasma hanya menyumbang 2,3 persen dari total pendapatan LG.
Juru bicara LG mengatakan kepada
Reuters, perusahaan akan fokus menggarap televisi dengan teknologi layar liquid crystal display (LCD) sebagai andalan di pasar global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para analis mengatakan televisi layar plasma secara teknis tak dapat lagi mengejar kemajuan resolusi layar. Selain itu, teknologi layar plasma juga dinilai menghasilkan panas berlebih pada televisi dibandingkan layar LCD.
“Semua faktor-faktor tersebut dikombinasi untuk mendorong pelaku industri berkonsentrasi pada teknologi LCD,” ujar Eo Kyu-jin, analis dari IBK Securities yang berbasis di Seoul.
Analis memprediksi pengiriman televisi plasma akan anjlok menjadi hanya 500 ribu unit pada 2015, dari pengiriman 5,2 juta unit pada 2014.
Sebelum LG, perusahaan Panasonic asal Jepang pada Oktober lalu juga telah menyatakan undur diri dari bisnis televisi plasma. Setelah LG keluar, hanya Samsung yang menjadi pemain besar di bisnis ini.
Samsung mengatakan akan terus memproduksi televisi plasma, namun perusahaan Korea Selatan ini menolak menjawab pertanyaan dari mana mereka akan mendapatkan panel plasma setelah anak perusahaan mereka Samsung SDI Co Ltd menarik diri keluar dari bisnis pada akhir November 2014.