Jakarta, CNN Indonesia -- "Alien ada di luar sana," kata Seth Shostak dari Institusi Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI). Tentu saja keyakinan itu baru akan terwujud jika manusia sudah menemukan teknologi yang tepat untuk mengungkap alien.
Ada ribuan sistem bintang di antariksa, dan bukan tidak mungkin satu di antaranya dihuni oleh mahluk hidup yang berkembang dan berkoloni layaknya manusia.
Shostak percaya, jika cukup pintar maka para koloni itu bisa mengirimkan sinyal kehidupan yang bisa ditangkap oleh planet lain, oleh bumi misalnya. Dari sinilah kemudian tercetus sebuah eksperimen yang pola dan penempatan bintang-bintang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan mengetahui jumlah sistem bintang yang cukup, yakni jutaan, sehingga bisa berikan kesempatan bagus untuk menemukan sinyal elektromagnetik yang diciptakan mahluk asing.
Sebagai catatan, sistem bintang adalah sekelompok bintang dalam jumlah kecil yang mengorbit satu sama lain dan terikat oleh gaya tarik gravitasi.
“Dengan eksperimen ini kami akan menemukan alien dalam waktu 24 tahun ke depan," ujar Shostak seperti dikutip CNN Indonesia dari
Space, Jumat (31/10).
Sulitnya komunikasi dengan alien juga pernah diungkapkan oleh Kepala Peneliti Astronomi Belanda, Michael Garret. Ia percaya ada 40 miliar planet yang berpotensi untuk menjadi ‘rumah’ bagi para alien. Namun menurut Garret jarak antara Bumi dengan planet yang mereka tinggali terlalu jauh.
Dengan eksperimen ini kami akan menemukan alien dalam 24 tahun ke depanShostak |
"Anda harus mempertimbangkan ukuran Bima Sakti dengan diameter sejauh lebih dari 100 ribu tahun cahaya," ujar Garret dikutip dari
NewsDiscovery.
"Cahaya akan dapat mencapai kecepatan 186 ribu mil per detik, namun gelombang radio masih memakan waktu lebih dari empat tahun," lanjutnya.
Garret menambahkan, rata rata planet di luar galaksi Bima Sakti berjarak setidaknya 1000 tahun cahaya dari Bumi. Itu adalah jarak yang sangat jauh dan untuk berkomunikasi melalui gelombang radio, waktu yang diperlukan bisa mencapai bertahun tahun.
"Kami tidak tahu berapa skala waktunya," ujar Garret.
Namun Garret mengatakan, tidak tertutup kemungkinan untuk manusia bisa berkomunikasi dengan penghuni lain di luar Bima Sakti pada 2040 mendatang, mengingat teknologi dan inovasi yang dikembangkan manusia terlihat sangat pesat.