Jakarta, CNN Indonesia -- BlackBerry akhirnya angkat bicara soal pangsa pasar ponsel pintarnya yang terus menurun di Indonesia dengan raihan 3 persen pada enam bulan pertama tahun 2014, menurut lembaga riset IDC. Perusahaan saat ini tidak memikirkan bagaimana meningkatkan pangsa pasar, namun fokus meningkatkan keuntungan.
Hal ini diungkapkan Senior Product Manager BlackBerry South East Asia, Ardo Fadhola, yang sejalan dengan misi CEO BlackBerry John Chen. Menurut Ardo, BlackBerry punya tugas besar untuk menjaga pengguna setianya.
“Kami di sini tidak untuk berkompetisi dan mencari cara kalahkan kompetitor. Kami lebih peduli bagaimana melayani konsumen, orang yang cinta dengan Blackberry,” kata Ardo di sela acara peluncuran BlackBerry Passport di Jakarta, Rabu (11/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ardo menilai, akar pertumbuhan bisnis Blackberry berasal dari keamanan data perusahaan dan individu. Hal ini akan terus diperkuat oleh BlackBerry di tengah persaingan bisnis ponsel pintar yang semakin disesaki oleh produk di harga sekitar Rp 1 juta sampai Rp 2 juta.
“Kembali pada perkataan John Chen. Kami tidak perlu jualan luar biasa banyak. Tapi yang penting adalah menghasilkan keuntungan,” kata Ardo.
Pada strategi ini, BlackBerry tidak akan memasarkan terlalu banyak model ponsel pintar di pasar. Perusahaan akan bermain di segmen pasar menengah dengan satu perangkat yang radikal, seperti BlackBerry Passport, untuk segmen premium. Produk itu tidak diproduksi dalam jumlah besar sehingga pasokan akan terbatas untuk menghindari kerugian.
Upaya memacu keuntungan juga dilakukan dengan produk peranti lunak BlackBerry Messenger (BBM), BBM Channels, hingga sistem manajemen perangkat mobile dan keamanan data BES 12.