Jakarta, CNN Indonesia -- Ponsel pintar terbaru andalan Samsung, Galaxy S5, dilaporkan mengalami penurunan penjualan dibandingkan ponsel pintar generasi sebelumnya, Galaxy S4. Menurut laporan
The Wall Street Journal, total penjualan Galaxy S5 di tahun 2015 berkisar 12 juta, sementara pada jangka waktu yang sama, penjualan Galaxy S4 mencapai 16 juta.
Produk andalan Samsung ini masih memikat para konsumen di Amerika Serikat, namun lain halnya yang terjadi di Tiongkok, yang penjualannya turun 50 persen dibanding Galaxy S4.
Penurunan ini diyakini menjadi pemicu terjadinya perubahan kepemimpinan di dalam kerajaan Samsung, meskipun perusahaan tersebut masih menjadi penguasa dalam bisnis ponsel pintar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan, J.K. Shin yang saat menduduki posisi CEO akan diganti oleh Co-CEO Samsung, B.K. Yoon, yang selama ini memimpin bisnis televisi dan peralatan rumah tangga.
Samsung juga akan mengganti posisi sejumlah kepala regional yang dianggap tidak memberi performa yang baik, salah satunya Gregory Lee yang menjabat sebagai Presiden Samsung untuk wilayah Amerika Utara.
Laba bersih Samsung nyatanya memang mengalami penurunan pada kuartal ketiga 2014. Perusahaan asal Korea Selatan ini membukukan laba sebesar 4,1 triliun won (US$ 3,9 miliar) atau turun 60 persen dibandingkan kuartal ketiga tahun 2013.
Melihat penurunan ini, Samsung memutuskan untuk memangkas produksi jumlah model ponsel pintar sebesar 30 persen di tahun 2015 mendatang.
Sepanjang 2014, Samsung telah merilis 52 ponsel pintar. Angka ini sangat tinggi dibandingkan para kompetitornya, di mana HTC hanya membuat 23 ponsel pintar, Nokia 20 ponsel, Motorola 10 ponsel, dan Apple hanya meluncurkan 2 ponsel pintar setahun.