Jakarta, CNN Indonesia -- Fisikawan ternama Stephen Hawking khawatir dengan pengembangan peranti lunak kecerdasan buatan atau
artificial intelligence (AI). Menurutnya, kecerdasan buatan menimbulkan ancaman untuk eksistensi manusia.
"Pengembangan penuh kecerdasan buatan bisa berarti akhir dari umat manusia," ujarnya kepada BBC News, Selasa (2/12).
Hawking berkata kecerdasan buatan yang dikembangkan sejauh ini memang sangat terbukti berguna untuk manusia. Tetapi, ia khawatir peranti lunak tersebut berpikir melampaui manusia dan menandingi umat manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan ini muncul setelah Hawking mendapat pembaruan teknologi komputer dan kursi yang dipakainya untuk berkomunikasi, yang melibatkan teknologi kecerdasan buatan.
Komputer yang dipakai Hawking dibuat oleh perusahaan teknologi Intel. Komputer ini mendeteksi gerakan otot pipi Hawking untuk merangkai kata-kata dan memunculkan suara agar bisa didengar banyak orang.
Selain Intel, perusahaan pengembang aplikasi papan ketik
(keyboard) virtual SwiftKey asal Inggris, juga terlibat dalam penciptaan komputer Hawking untuk memudahkannya berkomunikasi.
Sejumlah prediksi tentang peranti lunak kecerdasan buatan telah digambarkan dalam sebuah fiksi ilmiah, termasuk film Transcendence karya sutradara Wally Pfister yang dirilis pada April 2014 lalu.
Film ini mengisahkan kecerdasan buatan yang memiliki kesadaran diri dan mampu mengembangkan diri di luar kendali manusia.
Ketika telah mencapai tahap tersebut, manusia menyadari bahwa peranti lunak macam ini membahayakan eksistensi mereka. Manusia pun berjuang untuk memusnahkannya.