Jakarta, CNN Indonesia -- Ayat-ayat suci yang bisa mempengaruhi rohani atau mental ketika dilantunkan, juga diakui oleh rohaniawan Katolik. Tapi tentang alat pendeteksi aura, itu diragukan efektivitasnya.
Romo Benny Susetyo dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengatakan ayat suci yang dilantunkan, dalam bentuk lagu dan musik, adalah semacam penghayatan iman. Lagu rohani dan musik gerejawi diyakini dapat meningkatkan penghayatan dan menimbulkan ketenangan jiwa.
Apalagi lagu-lagu kristiani biasanya diciptakan selalu berdasarkan tema khusus, seperti masa advent atau Natal. "Lagu-lagu tersebut seperti memberi dukungan jiwa untuk para umat. Sedalam apa pengaruhnya bagi tiap individu ya saya tidak tahu banyak," tutur Romo Benny, saat dihubungi CNN Indonesia, Jumat (5/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KWI itu mengatakan dalam tiap tema lagu gerejawi, lantunan rohani selalu berbeda maknanya dan pembawaannya. Begitu pula tingkat penghayatannya oleh umat.
Meski begitu, Romo Benny mengatakan tingkat kerohanian tidak bisa diukur dengan alat tertentu. Saat disinggung soal alat pendeteksi aura, dia mengatakan alat itu sebetulnya tak efektif.
"Itu (aura) bukan sesuatu yang bisa dideteksi. Manusia kan makhluk unik, jadi perihal aura adalah abstrak dan tidak bisa dilihat dengan alat sekalipun," katanya.
Sebelumnya, Yohan Kurniawan, seorang peneliti asal Indonesia yang bekerja di Malaysia, menyatakan ada energi yang muncul ketika ayat-ayat suci Al Quran diperdengarkan. Energi itu diwakili oleh aura yang dideteksi dengan alat khusus.
Yohan, pria asal Jember ini, mengakui ada pro kontra soal alat pendeteksi aura. Pria penganut Katolik ini menilai, itu terjadi lantaran aura itu seperti makhluk astral yang tak kasat mata.