Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat antariksa New Horizons milik badan antariksa Amerika Serikat, NASA, telah menjelajah ruang angkasa selama hampir 9 tahun. Diluncurkan pada 2006 silam, pesawat nirawak tersebut baru saja 'dibangunkan' dari hibernasi untuk bersiap mendekat ke Pluto.
Pemimpin misi New Horizons, Alan Stern mengungkap beberapa hal menakjubkan tentang pesawat yang seukuran piano tersebut.
Stern berkisah, sebelumnya telah ada beberapa pengajuan misi antariksa menuju Pluto, antara lain Pluto Fast Flyby dan Pluto Kuiper Express. Namun, hanya New Horizons besutan Stern yang 'lolos' disetujui oleh NASA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat ini diluncurkan ketika para ilmuwan masih menganggap Pluto sebagai planet. International Astronomical Union (IAU) memutuskan bahwa Pluto bukan planet, namun beberapa ilmuwan menyatakan Pluto adalah planet.
Misi ini telah disetujui sejak 2001 lalu, namun karena ada serangkaian penundaan peluncuran terkait masalah teknis, New Horizons baru bisa diterbangkan pada Januari 2006.
"Kebanyakan karena masalah dana. Mereka terus-menerus menambah kemampuan tambahan pada pesawat," ungkap Stern kepada Time.
Teknologi tercanggih kala ituStern kemudian membandingkan desain New Horizons dengan pesawat antariksa Voyager milik NASA yang dulu digunakan untuk misi sambangi Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus pada era 1970-an.
Selain karena aspek perbedaan zaman, Stern mengatakan New Horizons lebih sederhana dengan ukuran yang jauh lebih kecil ketimbang Voyager. Voyager kala itu berbobot 721 kilogram, sedangkan bobot New Horizons sekitar 478 kilogram.
Stern berkata, "ini (New Horizons) seperti perangkat tablet modern, sedangkan Voyager seperti komputer lawas."
Dengan segala penggunaan teknologi terkini kala itu, New Horizons diklaim memiliki kecepatan super tinggi, yakni 58 ribu kilometer per jam.
Pesawat itu kini telah menempuh jarak 3 miliar mil atau setara 4,8 miliar kilo meter. Menurut NASA, butuh waktu 4 jam 26 menit bagi New Horizons untuk mengirim sinyal radionya ke stasiun pengontrol Deep Space Network yang berlokasi di Canberra, Australia.
Dibangunkan dua kali dalam setahunDalam setahun, NASA membangunkan New Horizons sebanyak dua kali untuk mengecek instrumen dan latihan manuver yang sekiranya akan dilakukan saat mendekati Pluto.
New Horizons akan tetap dihidupkan hingga 15 Januari 2015 untuk mulai mengobservasi Pluto dari jarak jauh. Menurut rencana, Juli 2015 nanti New Horizons akan mencapai jarak terdekatnya dengan Pluto, sekitar 12 ribu kilometer menuju permukaannya.
New Horizons bakal memanfaatkan komponen bernama LORRI atau Long Range Reconnaissance Imager, sebuah kamera teleskopik, untuk memotret gambar Pluto. LORRI juga mampu memetakan data geologis sisi jauh Pluto.
Stern menuturkan, Pluto kemungkinan bukan satu-satunya tujuan dari misi New Horizons. Timnya masih menunggu persetujuan NASA agar New Horizons diperbolehkan mencapai jarak terjauh, setidaknya dua tahun setelah menyambangi Pluto.