Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen ponsel pintar Xiaomi mengkonfirmasi bahwa mereka menerima pendanaan putaran baru sebesar US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 13,6 triliun yang membuat nilai perusahaan melonjak jadi US$ 45 miliar atau sekitar Rp 560,4 triliun.
Para investor yang terlibat dalam pendanaan ini termasuk perusahaan ekuitas All-Stars Investment, DST Global, Hopu Investment Management, GIC asal Singapura, dan Yunfeng Capital yang tak lain adalah perusahaan ekuitas swasta yang berafiliasi dengan Alibaba Group asal Tiongkok.
Pendiri Xiaomi, Lei Jun, membenarkan pendanaan ini melalui akun media sosial Weibo, pada Senin (29/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan nilai perusahaan US$ 45 miliar, membuat Xiaomi lebih bernilai dari Lenovo Group dengan kapitalisasi pasar US$ 16 miliar atau Sony sebesar US$ 21 miliar, menurut catatan Bloomberg.
Sebelumnya, Xiaomi juga diberi pendanaan oleh investor lain seperti Temasek Holdings, Qiming Venture Partners, Morningside Venture Capital, dan Digital Sky Technologies (DST),
Xiaomi sangat agresif memasarkan produk di pasar negara berkembang. Mereka dikenal menyediakan produk dengan spesifikasi teknis mumpuni dan peranti lunak yang telah dimodifikasi dengan baik, namun produk itu dijual dengan harga terjangkau.
Upaya ini membawa mereka menjadi produsen ponsel pintar terbesar ketiga sekaligus membayang-bayangi Samsung dan Apple, menurut riset yang dilakukan Strategy Analytics pada kuartal ketiga 2014.
Strategy Analytics mencatat Xiaomi menyumbang 6 persen pangsa pasar dari total 320 juta ponsel pintar yang dikapalkan pada kuartal ketiga 2014.
Samsung yang masih menjadi produsen pintar terbesar, mengalami penurunan pangsa pasar menjadi 25 persen dari 35 persen pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan juga dialami Apple yang kini menguasai 12 persen pangsa pasar.