Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen ponsel pintar Xiaomi asal Tiongkok mencatat pendapatan 74,3 miliar yuan (US$ 11,97 miliar atau sekitar Rp 149,8 triliun) sebelum pajak sepanjang tahun 2014. Angka ini naik 135 persen dari pendapatan Xiaomi pada 2013.
Laporan ini diungkap oleh CEO Xiaomi, Lei Jun, dalam akun media sosial Sina Weibo miliknya, Minggu (4/1). Ia menambahkan, bahwa Xiaomi berhasil menjual 61 juta unit ponsel pada tahun 2014, atau tumbuh 227 persen dari tahun sebelumnya.
Kendati meraih pendapatan tinggi, namun Xiaomi harus berjuang dengan margin keuntungan yang tipis, lantaran mereka sejak awal berkomitmen menawarkan ponsel pintar harga terjangkau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lei mengatakan bahwa pertumbuhan pasar ponsel pintar di Tiongkok akan memudahkan jalan Xiaomi pada 2014 dan perusahaan akan fokus pada inovasi produk baru dan mendorong pertumbuhan pasar di luar negeri.
Menurut lembaga riset International Data Corporation (IDC), Xiaomi disebut sebagai produsen ponsel pintar terbesar ketiga di dunia dengan pangsa pasar 5,3 persen hingga Oktober 2014.
Sedangkan Samsung dan Apple masih menduduki posisi pertama dan kedua dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 23,8 persen dan 12 persen.
Sementara menurut data analisis Canalys, pada awal 2014 Xiaomi mengalahkan Samsung sebagai produsen ponsel pintar terdepan di Tiongkok karena mematok harga terjangkau dan tepat sasaran menargetkan segmen pasar.
Lei, yang juga pendiri Xiaomi dan merangkap jabatan chairman, mengklaim memiliki 77,8 persen saham di perusahaan yang berdiri pada 2010 tersebut.
Pemegang saham lain di Xiaomi meliputi perusahaan pemodal yang mengalirkan dana segar ke perusahaan ini. Pada akhir Desember 2014, Lei mengkonfirmasi bahwa mereka menerima pendanaan putaran baru sebesar US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 13,6 triliun yang membuat nilai perusahaan melonjak jadi US$ 45 miliar atau sekitar Rp 560,4 triliun.
Para investor yang terlibat dalam pendanaan kali ini termasuk perusahaan ekuitas All-Stars Investment, DST Global, Hopu Investment Management, GIC asal Singapura, dan Yunfeng Capital yang tak lain adalah perusahaan ekuitas swasta yang berafiliasi dengan Alibaba Group asal Tiongkok.
Sebelumnya, Xiaomi juga diberi pendanaan oleh investor lain seperti Temasek Holdings, Qiming Venture Partners, Morningside Venture Capital, dan Digital Sky Technologies (DST).
(adt)