Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah Korea Selatan dan Sony Pictures, kini Jerman menjadi target serangan siber. Sejumlah situs pemerintahan diduga terkena serangan para peretas, termasuk situs resmi Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Dikutip dari
Reuters, Juru bicara Kanselir Jerman, Steffen Seibert mengatakan bahwa serangan ini terjadi secara berkala pada pukul 10.00 waktu setempat dan menyebabkan halaman tersebut memberikan pesan error pada pengguna yang mengaksesnya.
"Pusat data kami sedang mengalami serangan yang cukup berat. Tampaknya telah disebabkan oleh berbagai sistem eksternal," ujar Seibert, dikutip Kamis (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala badan intelejen dalam negeri (BfV) mengatakan ada sekitar lima serangan harian yang berasal dari badan intelejen asing. Serangan yang terjadi pada hari Rabu lalu dinyatakan sebagai serangan pertama yang sukses dilakukan secara konstan.
Serangan ini diduga berasal dari sekelompok peretas bernama CyberBerkut. Kelompok peretas ini diklaim sebagai kelompok pro-Rusia yang menuntut Berlin untuk menghentikan dukungan pada Ukraina.
Pusat data kami sedang mengalami serangan yang cukup beratSteffen Seibert |
Dalam sebuah situs, kelompok ini mengaku bertanggung jawab atas aksi serangan ini. "CyberBerkut telah memblokir situs Kanselir Jerman dan parlemen," tulis mereka.
"Kami menginginkan semua orang dan pemerintah Jerman untuk menghentikan dukungan keuangan dan politik dari rezim kriminal di Kiev yang menyebabkan perang sipil berdarah," lanjutnya.
Nama Berkut sendiri merujuk kepada sebuah kelompok pelaku kerusuhan yang digunakan oleh seorang politisi bernama Viktor Yanukovich dalam protes yang berujung kekerasan pada Februari tahun lalu.
Serangan ini terjadi sesaat sebelum dilakukannya pertemuan antara pemerintah Jerman dengan pemerintah Ukraina untuk membicarakan kerjasama antar negara.
Peretas melakukan serangan ke beberapa situs pemerintahan yaitu
bundeskanzlerin.de, bundesregierung.de dan
cvd.bundesregierung.de. (eno)