APLIKASI PONSEL

Jasa Ojek dan Kurir Motor Mulai Manfaatkan Internet

Aditya Panji | CNN Indonesia
Selasa, 20 Jan 2015 15:05 WIB
Para pebisnis layanan ojek memanfaatkan internet dan ponsel untuk memperluas layanan menjadi kurir instan dan pengiriman barang belanjaan.
Jasa ojek mulai manfaatkan teknologi ponsel dan internet untuk memperluas layanan hingga menjadi kurir instan dan pengiriman barang belanjaan. (dok.Go-Jek)
Jakarta, CNN Indonesia -- Transportasi ojek bisa jadi dipandang sebagai alternatif dalam menembus kemacetan parah seperti di Jakarta dan mempersingkat waktu tempuh. Mereka yang melihat fakta ini lantas memperluas profesi pengojek sebagai kurir, yang pada akhirnya berpotensi menghasilkan uang lebih.

Para pebisnis yang memperluas jasa ojek ini kebanyakan memanfaatkan teknologi seluler dan internet untuk melakukan pemasaran. Setidaknya dua perusahaan yang telah melakukannya, yaitu Go-Jek dan Wheel Line Jakarta,

Mereka semua memanfaatkan situs web dan media sosial seperti Twitter untuk berpromsi. Sementara untuk melakukan pemesanan, mereka dapat dihubungi dengan panggilan telepon atau SMS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyedia jasa ojek dan kurir motor Go-Jek bahkan telah membuat aplikasi di perangkat Android dan iOS untuk melakukan pemesanan.

Jasa yang ditawarkan Go-Jek dan Wheel Line kurang lebih sama, yaitu transportasi ojek, kurir instan, dan jasa pembelian sebuah produk yang selanjutnya akan diantarkan kepada pemesan (shopping delivery).

Go-Jek sendiri pada mulanya fokus pada layanan ojek. Mereka mengajak pengemudi ojek untuk menjadi mitra (outsourcing) sehingga jumlah armada dan pengemudinya sangat banyak. Sementara Wheel Line mempekerjakan pengemudi secara langsung serta menyediakan motor.

"Kami saat ini memiliki 11 pengemudi yang siap mengantar kebutuhan konsumen di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi," ujar Chris Wibawa, pemiliki Wheel Line Jakarta saat dihubungi CNN Indonesia.

Chris memilih untuk mempekerjakan pengemudi karena alasan keamanan dan dinilai lebih memberi nilai tanggung jawab kepada konsumen.

Chris mengaku, setiap hari pihaknya menerima sekitar 30 sampai 40 pesanan. Tarif yang harus dikeluarkan konsumen beragam, tergantung jarak dan waktu yang ditempuh. Kebanyakan klien Wheel Line adalah mereka yang ingin mengantar makanan atau minuman.

Hal serupa juga diterapkan Go-Jek. Mereka memberlakukan sistem argometer di setiap layanan sehingga membuat konsumen membayar tarif sesuai jarak dan waktu tempuh. Sistem ini dinilai adil dan menguntungkan konsumen.

Bukan hanya transportasi dan kurir instan, Go-Jek dan Wheel Line pada akhirnya membuka layanan baru dalam kategori shopping delivery. Mereka melayani jasa antre rumah sakit, membeli tiket nonton bioskop, hingga membeli tiket konser.

Agar dapat dilayani untuk urusan ini, Wheel Line mematok harga produk yang dibeli tidak boleh lebih dari Rp 200.000. Sementara Go-Jek mematok harga Rp 1 juta. Untuk menggunakan layanan ini pengguna diharuskan mengisi informasi soal tempat pembelian, benda yang akan dibeli dan tujuan pengiriman.

Chris mengatakan, pihaknya tidak menutup kemungkinan membuat aplikasi di ponsel pintar untuk mempermudah pemesanan. Tapi, untuk sekarang ini, Wheel Line masih percaya diri dengan komunikasi via telepon seluler agar keinginan konsumen benar-benar tersalurkan dengan jelas dan tidak terjadi miskomunikasi.

(adt/eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER