Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen ponsel pintar OnePlus baru seumur jagung dan mereka berupaya menjangkau pasar global. Untuk meraih itu, OnePlus merekrut karyawan yang punya pengalaman dalam bisnis ponsel pintar global, termasuk membajak karyawan Oppo.
Salah satu pendiri OnePlus, Carl Pei, mengakui bahwa sebagian karyawan perusahaannya pernah bekerja untuk Oppo. Meski demikian, para pendiri berupaya membangun budaya kerja untuk membuat produk dengan perbedaan kuat di tengah persaingan yang amat ketat.
"Beberapa di antara kami memang dulu bekerja untuk Oppo. Investor OnePlus dan Oppo juga sama, namun sebatas itu saja," terang Pei saat diwawancara
CNN Indonesia di Jakarta, Senin (9/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Ponsel OnePlus One Resmi Masuk IndonesiaPei kala itu menyatakan, sistem manajemen dan pengumpulan investasi OnePlus sangat berbeda dengan Oppo, walau ia tak menerangkan secara rinci. Pei memiliki keyakinan bahwa OnePlus lambat laun akan menunjukan perbedaan yang bisa menonjolkan di antara produk Android lain.
OnePlus, yang berdiri pada tahun 2013 di Tiongkok, mulanya dibangun oleh tim global yang berjumlah lima orang. Ponsel andalan mereka adalah OnePlus One yang telah masuk pasar Indonesia pada Senin (9/2) lewat toko
online Lazada seharga Rp 4,5 juta.
OnePlus memilih jalur penjualan secara online untuk menekan harga jual. Namun, Pei berkata ia tak menutup diri jika ada kesempatan menjual secara retail dari mitra di Indonesia.
OnePlus menarik perhatian konsumen karena pembekalan peranti keras yang mumpuni. OnePlus One dibekali prosesor 2.5 GHz Qualcomm Snapdragon 801, RAM 3 GB, kapasitas baterai 3.100 mAh, sokongan koneksi 4G, serta kamera resolusi 13 megapixel dan 5 megapixel untuk kamera depan. Ponsel ini didesain dengan ukuran layar 5,5 inci resolusi 1.920 x 1.080 pixel.
Mereka juga unik dari sisi sistem operasi, karena menggunakan Android yang telah dimodifikasi oleh perusahaan Cyanogen.
Pei menjanjikan ponsel pintar OnePlus generasi kedua bakal dirilis pertama kali di Indonesia. Namun, ia tak mengungkap waktu pastinya. Perusahaan mengatakan saat ini akan fokus di pasar Asia Tenggara.
(adt/adt)