Ponsel 4G Punya Kandungan Lokal 40 Persen, Apa Bisa?

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Selasa, 10 Feb 2015 15:16 WIB
Ponsel 4G yang masuk ke Tanah Air nanti harus mempunyai tingkat kandungan lokal sebanyak 40 persen kalau tak mau dicekal. Mungkinkah?
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kedua kiri) ketika menyaksikan perwakilan Rumah Robot Indonesia, Robertus (kedua kanan), menjajal koneksi 4G yang digelar operator telekomunikasi XL. (CNN Indonesia/Antara Photo/HO-XL)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia berencana mewajibkan setiap ponsel 4G yang masuk ke Tanah Air harus mempunyai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebanyak 40 persen. Bila tidak, maka jangan harap smartphone seperti iPhone dan lainnya bisa diizinkan masuk.

Rencana yang digulirkan oleh Kementerian Kominfo dan Kementerian Perindustrian ini bertujuan untuk melindungi kepentingan industri dalam negeri. Dengan beragam pertimbangan, apa bisa diwujudkan dalam dua tahun ke depan?

"Harus sanggup, dong. Saya dari Batam dan bulan ini ke Kudus untuk melihat pabrik Polytron yang memproduksi 4G dalam negeri. Kita akan dorong terus seperti ini dan kita pasti bisa," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, di Jakarta, Selasa (10/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudiantara mengatakan dia sudah berbicara dengan Kementerian Perindustrian agar kandungan TKDN 40 persen di handset 4G adalah angka mutlak. Dia sudah mengultimatum, bila tidak ada batas TKDN yang diajukan, maka Menteri Perdagangan Rachmat Gobel tidak memberikan izin impor.

Soal kandungan lokal ini, Rudiantara sudah memberikan garis jelas. Bahwa komponen tersebut tidak serta merta berasal dari sisi hardware saja. Berkaca pada ponsel lokal saja, yang komponennya seperti chip tidak diproduksi di Indonesia dan masih diimpor.

"Jangan (melulu) di hardware. Biar bagaimanapun sebagai global player, mereka kan mencari value chain yang paling murah. Mereka juga mainnya di negara yang economic sale tinggi," ujarnya.

Menurut Rudiantara, Indonesia harus menggali potensi yang dimilikinya dan itu bisa dimulai dari software. "Contoh, orang Indonesia bisa bikin teknologi desain screen terus dipakai perusahaan asing lalu mereka bayar paten. Itulah lokal konten. Kita harus smart," kata dia. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER