Mitos seputar Gerhana Matahari Total di Eropa

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Kamis, 19 Mar 2015 19:42 WIB
Eropa akan menghadapi gerhana Matahari total pada Maret 2015. Di masa lalu, sejumlah warga di kawasan itu melakukan ritual ketika gerhana Matahari total datang.
Ilustrasi gerhana Matahari. (Dok. Thinkstock/Pialhovik)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kemunculan gerhana Matahari total pada 20 Maret 2015 esok cukup membuat negara-negara di Eropa memutar otak agar energi surya yang mereka manfaatkan tidak lumpuh. Gerhana matahari total yang terasa kuat di Eropa sebelumnya terjadi 16 tahun silam, pada 11 Agustus 1999.

Gerhana Matahari total tahun 1999 'menyerang' kawasan kepulauan Britania menuju Perancis, Jerman, Austria, lalu bergerak ke Rumania, Turki, dan lanjut ke arah Timur.

Dari berbagai sumber media, gerhana Matahari total tahun 1999 nampaknya tak menggelapkan seluruh belantara Eropa, namun hanya di daerah bagian selatan, khususnya Jerman dan Austria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Begini Cara Jerman dan Inggris Hadapi Gerhana Matahari

Media massa The Telegraph memaparkan sejumlah mitos yang mewarnai momen gerhana Matahari total 1999. Beberapa di antaranya adalah:

Pertama, Rumania kala itu menjadi lokasi terlama yang mengalami puncak gerhana matahari total. Sesuai mitologi di sana, ketika terjadi gerhana Matahari total, warga membakar salib raksasa di kota Bukares.

Kedua, beralih ke Paris, ada ribuan orang berkumpul di kaki menara Eiffel untuk menyaksikan gerhana Matahari total. Kabarnya, kala itu masyarakat meyakini fenomena alam tersebut akan menjadi yang terakhir dalam era milenium.

Terakhir, di kawasan Cornwall, Inggris, sejumlah warga setempat dan pelancong berkumpul di depan tapak bernama Mên-an-Tol yang sering dijadikan objek penyembahan. Mereka di sana menghantarkan doa dan dimensi rohani kepada sang gerhana.

Di luar mitos itu, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi saat gerhana matahari total tahun 1999. Kala itu, Paus Yohanes Paulus II sedang dalam penerbangan dari Roma ke Castel Gandolfo, Italia, untuk liburan musim panas.

Kemudian, ada sekitar dua ratus orang yang rela merogoh kocek 1.500 Poundsterling atau sekitar Rp 28,9 juta hanya untuk menaiki pesawat jet Concorde yang khusus 'memburu' gerhana matahari. Pesawat ini terbang di angkasa yang terbebas dari awan dengan ketinggian 55 ribu kaki.

Sementara itu, gerhana Matahari total pada 20 Maret 2015 ini diprediksi lebih memperlihatkan puncak "totalnya" di kawasan utara Eropa.

Richard Alldridge dari Furness and South Lakeland Astronomical Society, Inggris, kepada sebuah media lokal mengatakan bahwa area Cumbria di Inggris yang terletak agak ke utara akan menjadi tempat terbaik untuk menyaksikan fenomena gerhana Matahari esok.

(adt/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER