Jakarta, CNN Indonesia -- Polemik mengenai metode apa yang akan dipakai oleh empat operator untuk melakukan tata ulang frekuensi 1.800 MHz tampaknya akan segera berakhir. Indikasi ini disampaikan oleh XL Axiata.
Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini, dari pertemuan terakhir yang digelar oleh operator tampaknya para operator ini sepakat mengambil jalan tengah, dengan mengkombinasikan antara
direct (langsung) atau
in-direct.
Dengan metode
direct ini artinya pemindahan kanal bertahap per wilayah (cluster) dengan cara swap frekuensi secara serempak. Sementara pemindahan kanal bertahap per wilayah dengan cara swap frekuensi tetapi disediakan kanal kosong untuk transisi disebut dengan
in-direct.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Demi 4G LTE, Operator Hati-hati Menata Frekuensi 1.800 MHz"Skenarionya tetap per
cluster,
nah pilihan pada kombinasi ini karena kita melihat skala jaringan di cluster itu. Jika cukup kompleks, kita pilh indirect, tetapi kalau tidak rumit kita
direct. Nanti kan seiring waktu akan makin jago memindahkan kanalnya, kalau sudah jago jadinya lebih terbiasa," kata Dian, saat ditemui di Graha Xl, Senin (30/3) kemarin.
Dengan metode ini, tentu saja ada resiko yang harus ditanggung oleh operator. Salah satunya, mengenai beban operasional bakal membengkak dua kali lipat.
"Untuk metode
in-direct jika dijalankan secara penuh akan membuat beban operasional naik dua kali lipat, sedangkan dengan metode kombinasi ini kenaikan beban operasional bertambah sekitar 50 persen," tambahnya.
Untuk menghadapi hal tersebut, Dian mengatakan bahwa XL alokasikan sejauh ini untuk pemindahan kanal sekitar US$ 10 juta. "Itu hitungannya kita masih adopsi
in-direct," paparnya.
Dari surat edaran Kemenkominfo Nomor 1 tahun 2015 tentang kebijakan tata ulang pita spektrum frekuensi 1.800 MHz, hasil kesepakatan menempatkan kanal yang ditempati oleh empat operator, Telkomsel, Xl, Hutchinson 3 dan Indosat, diatur secara berdampingan.
Baca:
Operator Bersatu Benahi Frekuensi 1.800 MHzKomposisinya terdiri dari XL, Tri, Indosat, dan Telkomsel. Agar 4G LTE bisa berjalan lancar maka penataan diharapkan dilakukan per daerah yang dimulai dari Papua karena jumlah pelanggan selulernya masih sedikit.
Sebelumnya ditegaskan oleh Presiden Direktur Ririek Ardiansyah. Dia mengatakan ini bukan kompetisi nasional yang harus kejar-kejaran, namun bisa dinikmati secara bersama.
"Kita mengejar kualitas daripada mengorbankan pelanggan. Nanti kalau buru-buru bagaimana dengan QoS-nya (
Quality of Service)," kata Ririek, beberapa waktu lalu.
"Telkomsel menginginkan yang cepat, berkualitas dan murah. Penataan mubazir kalau bermasalah. Empat operator ini punya ego masing-masing, dan benar kita sudah bertemu dengan Kominfo, ini cukup
complicated."
Telkomsel tentu ingin berhati-hati, pasalnya spektrum 1.800 MHz digunakan juga untuk jaringan 2G yang pelanggannya masih tinggi. Tercatat ada 90 juta pelanggan dari total 150 juta pelanggan yang masih berada di jaringan tersebut.
(tyo/tyo)