Axis Kembali Eksis, XL Siap Dikanibalisasi

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Senin, 30 Mar 2015 19:00 WIB
Kanibalisme seakan tak terhindarkan jika XL Axiata dn Axis berjalan secara bersamaan. Mereka sadar, dan siap menanggung risiko.
Ilustrasi (Puspa Perwitasari/Antara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dahulu sebelum diakuisisi, XL dan Axis adalah dua operator seluler yang bersaing. Setelah keduanya resmi bergabung, ada resiko harus ditanggung bila kedua merek ini berjalan beriringan. Bisa jadi antara XL dan Axis bisa saling bunuh.

Awalnya ketika akuisisi ini rampung, XL berniat mematikan merek Axis. Namun seperti diungkapkan Wakil Presiden Direktur XL Dian Siswarini, brand equity yang mahal dan merek Axis yang kuat membuat operator ini urung melakukannya.

Direktur/Chief Revenue & Customer Management XL, Rashad Javier Sanchez menjelaskan, segmentasi dari produk Axis adalah mereka yang membutuhkan layanan layanan basic telekomunikasi yakni suara dan SMS, serta data dengan tarif irit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak semua pengguna layanan seluler akan langsung berpindah ke layanan data sesuai dengan tren yang sedang terjadi. Axis akan difokuskan untuk segmen ini,” kata Rashad.

Dalam laporannya, saat ini pengguna XL sudah mencapai 59,6 juta sampai dengan akhir tahun 2014. Dari total tersebut, 50 persen atau setengahnya sudah menggunakan data.

Data memang menjadi primadona operator dari sisi pertumbuhan, apalagi pasar memang menyediakan angka demikian. Mengutip laporan IDC dan GFK 2014, Mediko Azwar, Senior Vice President Brand Management XL mengatakan, mobile data di Indonesia tumbuh 80 persen dan 53 persen yang beredar di masyarakat adalah smartphone.

"Saat di pasar terjadi tiga kategori 28 persen untuk basic phone, 40 persen feature phone dan 31 persen pengguna smartphone. Artinya satu dari tiga pelanggan seluler menggunakan smartphone," kata Mediko, sambil berharap ke depan menjadi satu berbanding dua yang menggunakan ponsel pintar.

Dengan kehadiran Axis yang memang diperuntukkan bagi pengguna telekomunikasi dasar, XL tampaknya masih ingin merawat pemakai voice dan SMS yang notabene masih cukup tinggi.

Merek Axis sendiri cukup mendapatkan tempat di beberapa daerah. Seperti disebut Vice President Axis Kirill Makovski bahwa daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta kawasan Sumatera menjadi basis pengguna Axis yang kuat.

"Ke depan kita mau agar pengguna di Sulawesi bisa menggunakan Axis. Pokoknya fokus di luar Jakarta, yang memang sudah stabil pengguna XL-nya," katanya.

Risiko pun siap diambil, kalau misalnya XL dikanibalisasi oleh Axis. Bagi Mediko, hal tersebut tidak bisa dihindari. "Ya kanibalisasi pasti terjadi, namun itu membuat clear perbedaan. Kalau mau memanfaatkan internet ya jangan pake Axis," ungkapnya.

"Kita tak menampik ini bukan ditujukan untuk pengguna muda, karena biasanya yang muda langsung mengenal internet dan tentu saja memilih XL. Tapi, Axis bukannya tidak ada paket data, namun lebih ditujukan untuk yang baru mau mengadopsi data."

Memang dilihat dari program yang ditawarkan, Axis menghadirkan paket Ngobrol Irit dimana panggilan ke sesama Axis selama 20 menit pertama dan 20 SMS pertama tarifnya Rp 0 setiap hari mulai jam 00.00 s/d 17.00.

Untuk layanan Internet dikenakan sebesar 10MB pertama tarifnya Rp. 0 setiap hari mulai jam 00.00 s/d 17.00 dengan masa aktif layanan kartu selama 360 hari.


Sejarah Akuisisi XL dan Axis

Sedikit menengok ke belakang, XL mengakuisisi Axis senilai USD 865 juta yang bersumber dari kombinasi pinjaman yaitu pemegang saham Axiata sebesar USD 500 juta dan pinjaman dari institusi keuangan sebesar USD 365 juta.

Dari peminjaman tersebut rinciannya adalah USD 200 juta berasal dari DBS Bank, USD 100 juta dari UOB Bank dan USD 65 juta merupakan pinjaman Tokyo-Mitsubshi Bank.

Proses Akuisisi sendiri sudah melalui proses yang panjang, sampai pada akhirnya pada tanggal 19 Maret 2014, perjanjian diantara keduanya selesai dirampungkan.

Perjanjian ini dirampungkan setelah XL memperoleh persyaratan sebelumnya dari Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement - CSPA), seperti Persetujuan dari Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kemenkominfo), Persetujuan pemegang saham XL melalui RUPSLB, Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pernyataan tidak ada keberatan dari Bursa Efek Indonesia, Persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk rencana akuisisi, Persetujuan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terhadap rencana akuisisi dan merger XL-Axis.

Dengan aksi korporasi itu, XL pun mendapatkan spektrum tambahan dari yang sebelumnya dipegang Axis. Sehingga saat ini XL memiliki jumlah spektrum sama seperti Telkomsel, yakni 15 MHz di 2,1 GHz, 22,5 MHz di 1.800 MHz, dan 7,5 MHz di 900 MHz.

(eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER