Jakarta, CNN Indonesia -- Pada hari Selasa (21/4) ini, Google telah melakukan
update besar untuk
algoritma pencarian mobile yang akan berdampak pada berubahnya urutan peringkat situs ketika pengguna mencari sesuatu di ponsel mereka.
Alogirtma baru ini akan lebih mendukung situs yang ramah
mobile dengan kriteria seperti teks besar, mudah di-klik dan mengubah ukuran yang sesuai dengan layar apapun yang mereka lihat.
Akibatnya, peringkat situs yang ramah
mobile akan lebih tinggi peringkatnya ketimbang situs web yang bertahan dengan versi desktop. Ini tentu sangat merugikan bagi web yang menggantungkan pemasukan trafik dari Google.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perubahan ini bisa menjadi 'apokaliptik' untuk jutaan situs web, yang tiba-tiba menemukan fakta bahwa mereka telah kehilangan peringkat didambahkan, sehingga tak heran mereka menyebutnya sebagai '
mobilegeddon'.
Baca juga: Hari Ini Metode Pencarian Google Berubah
Lalu siapa yang paling terkena dampaknya terhadap algoritma baru di Google
mobile ini?
Menurut Itai Sadan, CEO Duda, perusahaan yang bergerak di desain situs, bahwa yang paling berdampak tentu saja perusahaan usaha kecil menengah (UKM).
"UKM memiliki resiko besar terhadap penggunaan algoritma baru ini. Karena mereka kemungkinan tidak mengetahui perubahan ini atau tidak memiliki waktu dan sumber daya untuk melakukan perubahan," katanya yang dikutip dari Business Insider.
Blog teknologi ini juga melakukan wawancara ke beberapa perusahaan yang membuatkan situs untuk perusahaan kecil menengah. Hasilnya, beberapa klien mereka tidak mengetahui dan tak sedikit yang mengetahui, namun tak tahu kalau berlaku saat ini.
Seperti Jasdeep Narang, pemilik agen
web development Metaware Labs, dia mengatakan tidak tahu kalau algoritma baru di Google Mobile terjadi pada hari ini. Dan bahkan beberapa kliennya tidak tahu sama sekali.
Baca juga: Dampak Perubahan Metode di Mesin Pencari GoogleMalahan ada juga yang mengetahuinya, namun pasrah tak bisa mengubah ke versi
mobile karena keterbatasan dana.
Seperti diungkap Gregory Nemitz dari BeefJerky.com. Dia bilang mempunyai kesulitan membuat situs nya terlihat baik pada desktop dan mobile, tetapi tidak memiliki uang untuk mengembangkan situs mobile yang terpisah.
"Versi
mobile membutuhkan alamat situs web yang dioptimalkan untuk lalu lintas mobile, dan desktop perlu situs dioptimalkan untuk lalu lintas dekstop. Mungkin mempekerjakan pengembang situs yang mahal bisa memecahkan masalah saya, tapi saya tak punya cukup dana untuk memperkejakannya," keluhnya.
Jadi, apakah
mobilegeddon akan menghantam pelaku UKM yang mengandalkan bisnisnya melalui internet dan pencarian Google?
(tyo/tyo)