Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen perangkat mobile lokal Advan mengaku masih sangat bergantung pada produsen asing dalam memasok komponen peranti keras di ponsel pintar mereka, sementara komponen lokal yang dipakai pada setiap produk mereka masih di bawah 10 persen.
Advan selama ini telah memiliki pusat perakitan ponsel pintar dan tablet di Semarang, Jawa Tengah. Namun untuk urusan komponen peranti keras, paling banyak mengimpor dari pemain di Tiongkok.
Direktur Pemasaran Advan, Tjandra Lianto mengatakan, jika pemerintah menginginkan produsen ponsel pintar memakai komponen lokal dan merakit ponsel di Indonesia, maka iklim industri komponen juga harus didorong. Ia menambahkan industri komponen di Indonesia masih sangat kecil jumlahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena industri pendukung di sini belum siap, ya kita masih mengandalkan komponen asing," ujar Tjandra saat ditemui usai jumpa pers di Jakarta, Kamis (23/4).
Berbeda dengan produsen Polytron yang juga memiliki fasilitas perakitan di Kudus, Jawa Tengah, mereka mengklaim saat ini persentase komponen dalam negeri pada ponsel pintarnya telah mencapai 35 persen.
Seperti diketahui, pemerintah sedang menggarap aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada setiap ponsel pintar berteknologi 4G LTE yang dijual di Indonesia.
Persentase komponen lokalnya belum diketahui, namun menurut laporan sejumlah media, persentase yang harus dipenuhi untuk komponen lokal 4G LTE adalah 40 persen yang dihitung berdasarkan barang dan jasa. Jasa dalam hal ini bisa berarti peranti lunak, layanan purna jual, jumlah karyawan lokal yang dipekerjakan, dan lain-lain yang sifatnya jasa.
Jika sebuah ponsel pintar 4G LTE tidak memenuhi persentase yang telah dipatok, maka produk mereka tidak bisa impor ke Indonesia.
Advan telah berhenti memproduksi komputer dan monitor sejak 2012. Mereka memfokuskan bisnis pada ponsel pintar dan tablet.
Menurut Tjandra, pemakaian ponsel pintar baru diserap oleh 30 persen penduduk Indonesia. "Artinya masih ada potensi 70 persen di Indonesia, dan itu sangat besar jumlahnya," katanya.
Menurut data lembaga riset IDC, Advan merupakan produsen ponsel pintar terbesar keempat di Indonesia dengan pangsa pasar 9,9 persen. Posisi pertama hingga tiga ditempati Samsung, Smartfren dan Asus.
Advan berencana menggenjot penjualan. Mereka berencana merilis 50 model ponsel pintar dan tablet berbasis Android, di mana 70 persen di antaranya adalah ponsel pintar.
Regulasi TKDN ini digarap oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan dipimpin oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Rencananya regulasi tersebut bakal diuji publik dalam waktu dekat ini dan resmi berlaku pada awal 2017.
Sejumlah produsen asing segera bereaksi menanggapi rencana ini. Untuk mengejar persentase TKDN, Samsung mengatakan akan merakit ponsel di Indonesia, begitu juga dengan Oppo yang sedang menyiapkan pabrik di kawasan Tangerang, serta Asus yang bermitra dengan pemanufaktur Sat Nusapersada yang berbasis di Batam.
(eno/eno)