Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok bisnis Nokia yang berbasis di Espoo, Finlandia, membantah laporan media di Tiongkok yang menyebut Nokia berencana kembali ke bisnis manufaktur ponsel, Minggu (26/4).
"Nokia mencatat laporan berita terbaru yang mengklaim niat untuk memproduksi handset konsumen hasil dari fasilitas penelitian dan pengembangan di Tiongkok. Laporan-laporan ini palsu," tulis Nokia dalam sebuah pernyataan di situs web resminya.
"Nokia menegaskan saat ini tidak memiliki rencana untuk memproduksi atau menjual handset untuk konsumen."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nokia tak lagi memiliki unit bisnis ponsel lantaran telah dijual ke Microsoft seharga US$ 7,2 miliar atau sekitar Rp 79 triliun yang transaksinya telah diselesaikan pada 25 April 2014.
Baca juga:
Nokia Lisensikan Merek Tablet ke Perakit iPhone
Nokia sepakat dengan Microsoft untuk tidak lagi masuk ke bisnis ponsel sebelum 2016.
Nokia menjelaskan bisa membuka peluang kembali ke bisnis ponse pintar dengan cara melisensikan merek dagang mereka.
Pada November 2014 lalu, Sebastian Nystrom selaku Kepala Produk pada unit bisnis Advanced Technologies di Nokia, mengatakan bahwa perusahaan harus melihat kesempatan untuk kembali ke bisnis ponsel. "Tentu saja kami akan melihat itu," tegasnya kepada Reuters.
Langkah serupa telah dilakukan dalam bisnis komputer tablet, di mana mereka meluncurkan tablet Nokia N1 yang mereknya dilisensikan kepada pemanufaktur Foxconn asal Taiwan.
Di sini, Foxconn bertugas memproduksi perangkat berdasarkan desain dan standar yang disediakan Nokia. Foxconn juga melakukan hal yang berhubungan dengan pemasaran dan penjualan produk tersebut.
Saat ini Nokia sedang fokus pada bisnis infrastruktur dan layanan jaringan telekomunikasi dengan membeli seluruh saham Alcatel-Lucent senilai US$ 16,6 miliar atau sekitar Rp 213 triliun pada 15 April 2015.
Perusahaan gabungan ini akan diberi nama Nokia Corporation. Risto Siilasmaa akan berperan sebagai chairman dan Rajeev Suri sebagai CEO.
Kepada pemegang saham Alcatel-Lucent, Nokia akan memberikan 0,55 saham di perusahaan gabungan ini untuk setiap saham lama mereka. Pemegang saham Alcatel-Lucent akan memiliki saham 33,5 persen di perusahaan gabungan ini, dan pemegang saham Nokia memiliki 66,5 persen.
(adt/adt)