Nokia Diminta Tak Tutup Pusat Penelitian Alcatel di Perancis

Aditya Panji | CNN Indonesia
Jumat, 17 Apr 2015 08:05 WIB
Pemerintah Perancis meminta Nokia agar tidak menutup pusat penelitian dan pengembangan Alcatel-Lucent di kota Villarceaux dan Lannion.
Kantor pusat Alcatel-Lucent di Boulogne-Billancourt yang tidak jauh dari Paris, Perancis. (REUTERS/Gonzalo Fuentes)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Perancis meminta Nokia agar tidak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan Alcatel-Lucent di Perancis setelah pengumuman rencana penggabungan kedua perusahaan, serta menjaga pusat penelitian dan pengembangan Alcatel-Lucent agar tetap beroperasi di kota Villarceaux dan Lannion.

Pihak Nokia sendiri berjanji untuk menjaga karyawan Alcatel-Lucent dan menjaga pusat penelitian di Perancis. Nokia bahkan berencana menambah 500 karyawan untuk pusat penelitian di negara itu, dari 2.000 karyawan yang sudah ada.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (15/4), Menteri Ekonomi Perancis Emmanuel Macron mengatakan, seluruh janji itu akan bertahan selama dua tahun setelah kesepakatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tujuan kami adalah terus menciptakan nilai dan pekerjaan di Perancis dalam konteks juara dunia," kata Macron kepada harian bisnis Les Echos.

Nokia kemarin resmi mengumumkan akan membeli seluruh saham Alcatel-Lucent senilai US$ 16,6 miliar atau sekitar Rp 213 triliun. Kepada pemegang saham Alcatel-Lucent, Nokia akan memberikan 0,55 saham di perusahaan gabungan ini untuk setiap saham lama mereka. Pemegang saham Alcatel-Lucent akan memiliki saham 33,5 persen di perusahaan gabungan ini, dan pemegang saham Nokia memiliki 66,5 persen.

Baca juga: Nokia Akuisisi Alcatel-Lucent Rp 213 Triliun

Pekan ini, serikat pekerja Perancis menyatakan kekhawatirannya atas langkah Nokia yang akan melakukan pemutusan hubungan kerja karyawan Alcatel-Lucent di negara itu.

Serikat pekerja Finlandia juga memprediksi demikian. “Awalnya kesepakatan terdengar seperti berita yang sangat baik. Tapi mengingat ada kemungkinan PHK, dan fakta bahwa memberhentikan karyawan di Perancis jauh lebih mungkin ketimbang di Finlandia, prospek ini tidak cerah lagi,” kata Ketua Serikat Pekerja Teknis Finlandia, Pertti Porokari.

"Saya benar-benar berharap politisi Finlandia juga akan menunjukkan beberapa patriotisme di sini,” lanjut Porokari seperti dikutip dari Reuters.

Sejauh ini tercatat Alcatel-Lucent memiliki 6.000 karyawan di Perancis, sementara Nokia mempekerjakan sekitar 6.900 karyawan di Finlandia.

Pemerintah Finlandia cenderung tidak menuntut perlindungan pekerja, tetapi lebih menggarisbawahi pertumbuhan pengetahuan dalam dunia teknologi di kawasan Nordik.

Nokia Corporation

Nama perusahaan setelah digabung adalah Nokia Corporation yang berkantor pusat di Finlandia. Risto Siilasmaa akan berperan sebagai chairman dan Rajeev Suri sebagai CEO.

Dewan direksi akan diisi oleh sembilan atau sepuluh orang, tiga di antaranya berasal dari Alcatel-Lucent di mana salah satunya akan bertugas sebagai vice chairman.

Nokia Corporation akan didukung oleh Alcatel-Lucent Bell Labs dan Nokia FutureWorks, serta Nokia Technologies, yang tetap sebagai entitas terpisah untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi.

Nokia dan Alcatel-Lucent tentu berharap langkah mereka ini dapat menantang produsen asal Tiongkok, seperti Huawei dan ZTE, yang agresif menawarkan produk dan layanan harga terjangkau.

Menurut data lembaga riset Gartner, di tahun 2014 Ericsson masih memimpin pasar infrastruktur telekomunikasi dengan pangsa pasar 17,7 persen dan pendapatan US$ 29,9 miliar. Posisi kedua ditempati Huawei dengan pangsa 16,1 persen dan pendapatan US$ 27,2 miliar.

Masih menurut data Gartner pada 2014, Alcatel-Lucent sebelumnya berada di peringkat tiga dengan 8,7 persen dan pendapatan US$ 14,7 miliar, sementara Nokia berada di peringkat empat dengan pangsa 8,2 persen dan pendapatan US$ 13,9 miliar.

Dengan digabungkannya Nokia dan Alcatel-Lucent, maka total pangsa pasar dan pendapatannya adalah 16,9 persen dan US$ 28,6 miliar.

Kedua perusahaan bakal memiliki total karyawan sekitar 114.000. Mereka beroperasi di kawasan Asia, Eropa, dan Amerika Utara. (adt/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER