Jakarta, CNN Indonesia -- Nokia menunjukkan sikap fokus pada bisnis infrastruktur telekomunikasi dengan membeli Alcatel-Lucent dan membuka kemungkinan menjual unit bisnis peta digital Here.
"Nokia hari ini mengumumkan mulai mengulas pilihan strategis, termasuk divestasi potensial untuk bisnis Here," tulis Nokia dalam keterangan pers di situs resmi perusahaan, Rabu (15/4).
Menurut laporan
Bloomberg, Nokia telah mengulurkan Here kepada para pembeli potensia, termasuk Uber yang menyediakan aplikasi mobil panggilan, dan perusahaan ekuitas swasta bakal berminat untuk mengakuisisi Here. Sejumlah produsen mobil asal Jerman juga telah menunjukkan minta untuk membeli Here.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisnis peta digital Here kini bernilai 2 miliar euro atau sekitar US$ 2,1 miliar, menurut laporan keuangan Nokia. Itu menunjukkan aset peta digital Nokia telah anjlok sejak 2008, ketika perusahaan menghabiskan US$ 8,1 miliar untuk mengakuisisi penyedia peta digital Navteq Corp.
Baca juga:
Nokia Mau Jual Bisnis Peta Digital Here
Akan tetapi, sejumlah analis mengatakan kepada
Reuters tentang prediksinya bahwa Here bisa dijual mencapai US$ 7,3 miliar.
Nokia juga mengatakan penjualan aset lain dimungkinkan setelah kesepakatannya dengan Alcatel-Lucent selesai pada semester pertama 2016.
Nokia mengumumkan pembelian seluruh saham Alcatel-Lucent asal Perancis senilai US$ 16,6 miliar atau sekitar Rp 213 triliun, kemarin.
Kepada pemegang saham Alcatel-Lucent, Nokia akan memberikan 0,55 saham di perusahaan gabungan ini untuk setiap saham lama mereka. Pemegang saham Alcatel-Lucent akan memiliki saham 33,5 persen di perusahaan gabungan ini, dan pemegang saham Nokia memiliki 66,5 persen.
Nama perusahaan setelah digabung adalah Nokia Corporation yang berkantor pusat di Finlandia. Risto Siilasmaa akan berperan sebagai chairman dan Rajeev Suri sebagai CEO.
"Bersama-sama, Alcatel-Lucent dan Nokia berniat untuk memimpin teknologi dan jaringan pada generasi mendatang,” kata Suri. “Kami akan memiliki kehadiran kuat di setiap bagian dunia, termasuk posisi besar di Amerika Serikat dan Tiongkok."
Nokia Corporation akan didukung oleh Alcatel-Lucent Bell Labs dan Nokia FutureWorks, serta Nokia Technologies, yang tetap sebagai entitas terpisah untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi.
Fokus ke Infrastruktur TelekomunikasiNokia dan Alcatel-Lucent tentu berharap langkah mereka ini dapat menantang produsen asal Tiongkok, seperti Huawei dan ZTE, yang agresif menawarkan produk dan layanan harga terjangkau.
Dengan penggabungan ini pula, maka Nokia Corporation menjadi perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi terbesar kedua setelah Ericsson, dan berada di atas Huawei.
Menurut data lembaga riset Gartner pada 2014, Alcatel-Lucent sebelumnya berada di peringkat tiga dengan pangsa pasar 8,7 persen dan pendapatan US$ 14,7 miliar, sementara Nokia berada di peringkat empat dengan 8,2 persen dan pendapatan US$ 13,9 miliar.
Dengan digabungkannya Nokia dan Alcatel-Lucent, maka total pangsa pasar dan pendapatannya adalah 16,9 persen dan US$ 28,6 miliar.
Ericsson masih memimpin pasar infrastruktur telekomunikasi dengan pangsa pasar 17,7 persen dan pendapatan US$ 29,9 miliar. Posisi kedua ditempati Huawei dengan pangsa 16,1 persen dan pendapatan US$ 27,2 miliar.
(adt/eno)