Selamat Tinggal Messenger, Si Pengintip Merkurius

Deddy S | CNN Indonesia
Kamis, 30 Apr 2015 10:56 WIB
Messenger, pesawat ruang angkasa NASA, yang khusus meneliti Planet Merkurius, mengakhiri masa tugasnya hari ini.
Pesawat ruang angkasa milik NASA, Messenger, di orbit Merkurius. (Dok. NASA/JHU APL/Carnegie Institution of Washington)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat ruang angkasa Messenger bakal mengakhiri masa tugasnya hari ini. Dijadwalkan pesawat, yang meluncur pada Agustus 2004, itu bakal terhempas ke permukaan Planet Merkurius, Kamis (30/4) siang waktu Eastern Time.

Messenger dibangun khusus untuk mempelajari Merkurius, planet yang paling dekat ke Matahari dalam sistem tata surya kita. Ia dilengkapi dengan tameng khusus untuk melindunginya dari radiasi yang intens dari Matahari.

Messenger telah melakukan tiga kali lintasan yang dekat ke Merkurius sebelum akhirnya menetap di orbit planet itu pada Maret 2011. Dari data yang dikirimkannya, ilmuwan di Bumi makin mengetahui bahwa Merkurius itu jauh lebih kompleks dan dinamis ketimbang dugaan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Itu adalah perjalanan yang luar biasa,” kata Catherine Johnson, ilmuwan dari Universitas British Columbia, yang selama ini terlibat dalam penelitian bersama Messenger, seperti dikutip The Globe and Mail, Kamis (30/4). “Rasanya bakal aneh tidak lagi setiap hari ke Internet untuk mengunduh data terbaru.”

Setelah berada di lebih dari 4.000 titik orbit Merkurius, Messenger telah mengirimkan lebih dari 250 ribu gambar, yang menggambarkan detail planet itu, seperti jejak vulkanik, serta ‘mengintip’ intinya yang masif.

Inti Merkurius bahkan lebih besar ketimbang Bumi, meskipun diameter Merkurius ternyata hanya sepertiga dari total diameter Bumi.

Misi Messenger harus diakhiri terkait keterbatasan bahan bakar, yang banyak terpakai untuk mengatur posisinya di orbit. Pada tahun lalu, para ilmuwan memutuskan untuk memakai cadangan akhir bahan bakarnya untuk melakukan putaran yang amat dekat ke permukaan Merkurius.

Aksi ini telah meningkatkan akurasi pengukuran gaya gravitasi dan medan magnet, yang membantu ilmuwan menyelidiki cara kerja di bagian dalam planet itu, termasuk bagian intinya yang amat masif tadi. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER