Terlalu Lama di Antariksa Bikin Otak Rusak dan Pikun

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2015 08:29 WIB
Banyak ancaman kesehatan yang bisa terjadi jika manusia berada di luar angkasa dalam waktu lama.
Seorang astronaut sedang melakukan spacewalk atau berjalan di luar angkasa. (Dok. NASA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak ancaman kesehatan yang bisa terjadi jika manusia berada di luar angkasa dalam waktu lama. Para peneliti Amerika Serikat membuktikannya dengan melakukan uji coba terhadap hewan.

Sekelompok peneliti melakukan eksperimen aliran energi berpartikel tinggi seperti sinar kosmik galaksi terhadap tikus. Hasilnya? Tikus-tikus itu mengalami kerusakan sistem saraf yang menyebabkan kinerjanya menurun.

Energi berpartikel tinggi tersebut seakan menembus neuron otak dengan lancar sehingga menimbulkan radang otak. Tak hanya itu, partikel energi juga menyerang cabang-cabang saraf yang menimbulkan penyakit degeneratif seperti Alzheimer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Setahun di Luar Angkasa, Bisa Berbahaya Bagi Manusia

Para peneliti mengetes tikus-tikus tersebut memakai sejumlah mainan dengan bentuk berbeda. Mereka yang terkena sinar radiasi menunjukan sikap kurang aktif atau kurang antusias ketimbang tikus yang masih 'sehat'.

"Ini bukan kabar baik bagi para astronaut yang dikirim ke antariksa seperti Mars untuk waktu dua sampai tiga tahun," kara profesor onkologi radiasi, Charles Limoli dari University of California, Irvine.

Limoli menjelaskan, pengaruh sinar kosmik antariksa terbukti bisa mengurangi kemampuan kinerja, fokus, dan kepekaan. Semuanya tentu saja mampu memengaruhi aktivitas krusial para astronaut.

Kepada media The Guardian, Limoli menekankan bahwa hal ini bukanlah sebuah pertanda misi Mars bakal gagal, tapi justru membuka 'mata' NASA bahwa badan antariksa AS itu butuh persiapan matang.

NASA saat ini sedang menjalankan One-Year Mission yang ditempuh oleh astronaut Scott Kelly dan cosmonaut Rusia, Mikhail Kornienko.

Keduanya sudah meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) dari Baikonur, Kazakhstan pada 28 Maret lalu pukul 01.42 waktu setempat.

Misi ini akan memberikan hasil mengenai kondisi manusia yang berada di ruang hampa dalam kurun waktu yang lama. Tim peneliti akan memantau kondisi kesehatan awak astronaut di sana seperti kondisi mata, sistem kekebalan tubuh, pengecilan jaringan otot dan saraf, hingga kesehatan mental.

NASA berencana mengirim awak manusia ke Mars sekitar tahun 2020-an menggunakan pesawat antariksa bernama Orion.

NASA telah menghabiskan dana lebih dari $ 9 miliar untuk mengembangkan Orion yang dibangun oleh perusahaan dirgantara Lockheed Martin dan Boeing.

Targetnya besarnya, mereka bisa menerbangkan awak ke jarak terjauh luar angkasa yang belum pernah dicapai sebelumnya seperti Mars hingga asteroid.

(adt/eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER