Jakarta, CNN Indonesia -- Telkom coba meningkatkan jumlah pelanggan layanan IndiHome agar bisa bersaing dengan kompetitornya seperti FirstMedia dan Biznet Networks dalam kompetisi layanan telekomunikasi pelanggan rumah tangga.
Perusahaan pelat merah itu kini memiliki sekitar 350 ribu pelanggan IndiHome. Di ujung 2015, Telkom menargetkan jumlah pelanggan IndiHome bisa mencapai 3 juta.
Beberapa wilayah yang jadi target utama adalah Jabodetabek dan Surabaya, terutama di lokasi yang banyak dibangun perumahan baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IndiHome merupakan paket layanan telekomunikasi yang terdiri atas telepon rumah, Internet, dan televisi berlangganan berbasis Internet Protocol (IPTV). Jaringan tulang punggung (backbone) layanan ini memanfaatkan kabel serat optik untuk memberi layanan yang diklaim lebih stabil dibandingkan kabel tembaga yang sebelumnya dipakai.
Baca juga:
Telkom Speedy Dihentikan, Pelanggan Dirayu Pindah ke IndiHome
Direktur Consumer Service Telkom, Dian Rachmawan menyebut target itu tidak muluk dan yakin bisa dicapai karena jaringan serat optik IndiHome telah menjangkau 7 juta rumah di seluruh Indonesia.
Dian mengatakan saat ini persentase kabel tembaga dan serat optik milik Telkom berimbang. "Sekarang posisinya 50 persen kabel tembaga dan 50 persen kabel serat optik," ujar Dian saat ditemui di acara Fiber to The Home (FTTH) Conference & Exhibition Asia-Pacific di Jakarta, Rabu (20/5).
Telkom menargetkan seluruh kabel tembaganya bisa diganti dengan serat optik pada tahun 2020.
Dari sekitar 2.500 teknisi yang bekerja membangun dan memperluas jaringan pitalebar Telkom, akan ditingkatkan jumlahnya menjadi 10.000 sumber daya teknisi.
Dari anggaran belanja modal Telkom tahun ini sebesar Rp 25 triliun sampai Rp 30 triliun, sekitar 30 persen di antaranya bakal dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi pitalebar.
Sementara itu, 60 persen belanja modal tahun ini dialokasikan untuk anak perusahaannya yang bergerak di bisnis telekomunikasi seluler, Telkomsel, dan sisanya untuk ekspansi internasional. Telkom memasang target pendapatan Rp 100 triliun di penghujung 2015.
Telkom pada Mei lalu merampungkan pembangunan jaringan tulang punggungnya (backbone) serat optik yang mereka sebut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS). Seperti namanya, jaringan ini menghubungkan kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua, dengan kabel sepanjang 8.772 kilo meter.
Mereka kini sedang menggarap proyek jaringan serat optik Luwuk Tutuyan Cable System (LTCS) yang akan menghubungkan Luwuk di Sulawesi Tengah hingga Tutuyan di Sulawesi Utara dengan kabel sepanjang 345 kilo meter. Telkom menyebut proyek-proyek sistem kabel ini disebut dengan nama Indonesia Digital Network.
(adt/eno)