Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah bukan rahasia lagi bambu sebagai makanan kesukaan Panda sejak dua juta tahun yang lalu. Belakangan baru terungkap bahwa nyatanya bambu tidak bisa dicerna dengan sempurna.
Tim ilmuwan di Tiongkok mengungkapkan hasil riset terbaru yang menunjukan bahwa bakteri di dalam usus panda belum berkembang untuk mencocokkan makanan yang dilahap--dalam hal ini, bambu. Justru, bakteri ususnya masih tetap sama seperti saudara beruang lainnya yang omnivora.
Mereka mengambil sampel tinja dari 45 panda besar yang terdiri dari 24 panda dewasa, 16 remaja, dan lima anaknya. Data tersebut dibandingkan dengan studi sebelumnya yang melibatkan tujuh panda liar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai catatan, panda menghabiskan sekitar 14 jam per hari hanya untuk mengkonsumsi bambu dan diketahui hanya 17 persen yang bisa mereka cerna.
Kedua studi mengindikasikan bahwa beruang tidak tidak memiliki bakteri yang bisa 'memecah' tumbuhan seperti Ruminococcaceae dan Bacteroides.
"Hasil studi kami di luar dugaan dan cukup menarik, karena menunjukan bahwa mikrobiota usus panda tidak bisa beradaptasi dengan baik terhadap makanan unik. Hal ini membuat panda berada di dilema evolusi. Ini bisa membahayakan jika mereka terus mengkonsumsinya," ujar salah satu penulis penelitian, Xiaoyan Pang, mengutip laporan situs TIME.
Tim ilmuwan juga menemukan bakteri usus panda pada musim gugur berbeda dengan musim semi dan musim panas. Hasil tersebut mendorong munculnya hipotesis bahwa tunas bambu ikut memengaruhi proses pencernaan. Diketahui tunas bambu jumlahnya sedikit pada musim gugur.