Internet Gratis yang Tak Benar-benar Gratis

Aditya Panji | CNN Indonesia
Sabtu, 23 Mei 2015 06:46 WIB
Menkominfo Rudiantara mengingatkan beban besar yang bakal ditanggung operator bila memberikan akses internet gratis.
Menkominfo Rudiantara memprediksi internet gratis tidak akan berlangsung lama (ANTARA FOTO/Novi Abdi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Operator seluler di Indonesia mulai bergabung dalam program Internet.org yang digalang Facebook untuk memberi akses Internet gratis kepada pelanggan. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengingatkan program macam ini akan membuat operator seluler terbebani.

Rudiantara mengatakan, Internet memang bisa digratiskan kepada pelanggan, tetapi di balik itu ada pihak yang harus menanggung beban untuk memberi subsidi akses.

Sementara itu, koneksi Internet tidaklah gratis apalagi jika harus memproses data ke layanan yang pusat datanya berada di luar negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, operator seluler Indosat merupakan pihak yang mendukung program Internet.org. Selain itu, ada pula Telkomsel yang baru saja mendukung program perusahaan ponsel lokal Evercoss dan pengembang aplikasi peramban Opera Software asal Norwegia, untuk memberi akses Internet kepada pengguna ponsel fitur.

"Pada akhirnya yang harus menanggung beban ini siapa? Ya, si operator jaringan itu sendiri. Logika bisnis saya mengatakan itu tidak akan selamanya," ujar Rudiantara usai melantik sembilan Anggota Komite BRTI periode 2015-2018 di Jakarta, Jumat (22/5).

Ia memprediksi, sifat Internet gratis di Indonesia sekarang ini hanya sebagai daya tarik atau promosi dan waktu akses gratisnya akan dibatasi.

Dalam program Internet gratis Evercoss dan Opera, para pengguna Telkomsel hanya diberikan waktu akses gratis dengan kuota 15 MB dalam waktu tiga jam per hari. Selebihnya akses Internet gratis tak bisa dinikmati lagi.

"Program ini paling cuma ada di daerah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Kami yakin ini bukan sesuatu yang fundamental jika dijadikan program besar-besaran. Siapa yang mau menanggung beban?" tegas Rudiantara.
 
Indosat mengaku menjalin kontrak selama dua tahun dengan Internet.org untuk menyediakan akses Internet gratis. Presiden Direktur dan CEOI Indosat, Alexander Rusli mengatakan, pihaknya akan terus mendukung program ini.

"Bagi Indosat ini tidak merugikan, karena mendorong penggunaan internet di Indonesia," kata Alexander kepada CNN Indonesia.

Saat ini setidaknya ada 16 aplikasi atau layanan yang berjalan di Internet.org yang digelar di Indonesia. Dia mengharapkan, ada lebih banyak aplikasi lain yang ikut nimbrung di program ini, seperti yang terjadi di India.

Alexander pernah menjelaskan, kecepatan jika mengakses dari Internet.org hanya sebatas 2G dan mengincar konsumen di pelosok daerah. Jika konsumen ingin kecepatan lebih, maka mereka harus bayar tarif normal.

Salah seorang Anggota Komite BRTI, Muhammad Imam Nashirudin, mengingatkan operator agar waspada dengan layanan over the top (OTT) asing karena manfaat yang didapat negara dari mereka terbilang kecil, sementara pengeluaran dari dalam negeri untuk mengakses OTT sangat besat.

OTT merupakan layanan atau aplikasi yang jika hendak diakses, membutuhkan koneksi Internet dan infrastruktur telekomunikasi yang disediakan oleh penyelenggara telekomunikasi.

"OTT tidak bisa dielakkan. Tapi di satu sisi kita harus ukur cost dan benefit untuk negara. Kalau cost yang dikeluarkan oleh warga atau negara kita lebih besar, itu berarti timpang," ujar Imam.

(tyo/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER