Jakarta, CNN Indonesia -- Dulu aksi peretasan komputer hanya sebatas tindakan usil dari kaum remaja. Kini aksi peretasan sampai di era yang melebihi itu semua, yakni melibatkan pemerintah, pencurian besar, hingga aktivitas militer.
Padahal, peretasan awalnya bermula dari sesuatu yang sebetulnya tidak bisa disalahkan, yaitu rasa penasaran, yang secara alami dirasakan oleh semua manusia.
Konsep "
hacking" atau peretasan muncul sekitar 50 tahun yang lalu dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip laporan kantor berita CNN, para mahasiswa jurusan ilmu komputer di sana meminjam istilah tersebut dari kelompok pencinta model kereta api yang 'meretas' jalur kereta api listrik dan menukarnya untuk meningkatkan performa kereta pada tahun 1969.
Adapun generasi pertama peretas sungguhan adalah kumpulan kaum punk Amerika yang dinamakan "phreaker". Mereka 'bermain-main' dengan sistem telepon negara. Lalu di tahun 1971, mereka bikin ‘temuan' bahwa apabila kita bersiul di nada tinggi tertentu sekitar 2.600 Hz, kita bisa mengakses sistem switching AT&T dari jarak jauh.
Phreaker itu kemudian melakukan panggilan telepon internasional hanya sekadar iseng dan bersenang-senang. Mereka melakukan itu demi menggali bagaimana jaringan telepon berjalan.
Salah satu phreaker fenomenal bernama John Draper. Ia menyadari bahwa peluit mainan dari bonus kemasan produk sereal bisa memancarkan nada yang sama persis dengan panggilan telepon.
'Peretasannya' itu adalah kisah dibalik nama beken Draper, yaitu Captain Crunch, karena ia menciptakan kotak biru (blue box) yang dikembangkan dari konsep peluit tersebut, agar bisa melakukan panggilan telepon gratis.
Sempat ditindaklanjuti oleh pihak berwenang, namun secara hukum mereka tidak bisa menghentikan fenomena ini.
Aksi peretasan kemudian dinilai sebagai sebuah seni memecahkan solusi unik. Dibutuhkan rasa penasaran yang tak ada matinya untuk terus menggali cara kerja sesuatu. Kebanyakan peretas biasanya ingin menciptakan teknologi yang lebih baik dengan cara berbeda.
Mereka secara inheren, tidak bersifat baik atau buruk, melainkan cerdas.
Dari Rasa Penasaran Menjadi Aksi KejahatanBerjalannya waktu dan memasuki era 1980-an, perangkat komputer pribadi sudah mulai banyak dimiliki oleh kebanyakan orang. Dari situ, anak-anak yang masih penasaran, sehingga mereka 'menyadap' segala sesuatu ke dalam sistem komputer.
Penyadapan dan aksi peretasan yang menggunakan perangkat komputer pun semakin berkembang dari tahun ke tahun, tentu untuk tujuan yang juga kian beragam.
Tahun 1990 silam, pelaku bernama Kevin Poulsen meretas sistem stasiun radio di Los Angeles hanya untuk memenangkan mobil Porsche. Sejumlah peretas Jerman yang bekerja untuk Komite Rusia juga ditangkap karena menyadap Gedung Pentagon AS.
"Tindakan ini tak lagi berupa pencarian informasi dan pengetahuan dengan cara eksplorasi jaringan. Sekarang sudah tentang persoalan uang. Peneliti tak lagi termotivasi untuk memperbaiki teknologi. Mereka 'mencari' gangguan untuk mendapatkan uang, dan menjual kerusakan itu ke pemerintah," ujar C. Thomas selaku anggota dari L0pht Heavy Industries.
Dengan kata lain, aksi peretasan di masa sekarang sudah didominasi oleh dorongan uang.
Contoh lainnya, peretas dari Tiongkok yang menyadap perusahaan teknologi dirgantara AS kemudian mencuri denah pesawat jet tempur F-35 seharga triliunan dolar.
Kasus teranyar yang sedang ramai dibicarakan adalah jaringan komputer pemerintah AS yang dibobol dan empat juta data identitas pegawai negeri sipil dicuri. Walau belum terbukti secara jelas siapa pelakunya, AS menuduh Tiongkok sebagai dalang.
Peristiwa kali ini disebut sebagai pencurian data pemerintah AS terbesar sepanjang sejarah.
(ded/ded)