Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia yang makin terhubung ini bagai pisau bermata dua. Di satu sisi, jendela informasi dan pengetahuan terbuka lebar bagi siapapun.
Tapi di sisi lain, ada bahaya yang mengintip di sana. Kejahatan dunia maya semakin masif dengan motif mencari keuntungan ekonomi.
Kejahatan siber telah merugikan perekonomian dunia sebesar US$ 445 miliar setiap tahun. Itu setara dengan Rp 5.785 triliun atau dua kali APBN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerugian yang ditimbulkan macam-macam. Selain kerugian uang, kehilangan properti intelektual, sampai lenyapnya data-data penting dan rahasia.
Sebagai contoh kasus Sony Pictures yang menggemparkan belum lama ini. Berinvestasi sedemikian besar dalam infrastuktur pengamanan ternyata belum cukup untuk melepaskan Sony dari jerat para peretas. (Baca:
Diserang Hacker, Laporan Keuangan Sony Terganggu)
Ribuan dokumen penting diungkap ke publik. Ratusan pesan dan surat elektronik rahasia jadi skandal yang makin menyeret Sony ke arah kehancuran.
Tak ada seorang pun yang mengklaim dirinya aman dari kejahatan dunia maya. Bahkan perangkat teknologi buatan Apple—yang selama ini didengung-dengungkan aman dari virus dan peretas—pun rentan terhadap kejahatan semacam itu.
Pedro Vilaca, seorang peneliti keamanan komputer dari Portugal, menemukan celah di komputer Mac yang memungkinkan masuknya peretas. (Baca:
Bahaya, Komputer Mac Punya Celah Masuknya Peretas)
Meski tak sebanyak virus yang menyerang sistem operasi Windows maupun Android, sistem operasi iOS juga tak luput dari incaran pembuat program jahat.
Di dalam situasi seperti ini, mau tak mau diperlukan kearifan dan kewaspadaan kalau Anda mau selamat saat beraktivitas di dunia maya atau di jagad teknologi.
Pertama, selalu bentengi diri dengan kewaspadaan bahwa apapun yang sifatnya menarik dan memancing perhatian, bisa jadi adalah ‘pancingan’ dari pelaku kejahatan siber.
Tak perlulah terpancing mengunjungi
link-link tak jelas di e-mail atau di
timeline sosial media Anda. Apalagi
link-link yang berbau syahwat, yang kerap kali menggoda untuk diklik. (Kecuali bahwa pada dasarnya Anda memang penggila hal-hal yang seperti itu dan tak memperdulikan apapun).
Kedua, bentengi
inbox e-mail Anda dengan fitur-fitur keselamatan yang disediakan
provider-nya. Mulai dari penyaring
spam alias e-mail sampah, sampai sistem
login berlapis. Ubah juga
password secara berkala dengan kombinasi yang sulit ditebak.
Aturan yang sama berlaku di sosial media. Bisa jadi amat merepotkan. Tapi yakinlah, akan lebih sangat merepotkan bila akun email dan sosmed Anda sampai direbut oleh orang lain.
Begitu pun jika dari email atau link sosmed menularkan virus alias
malware ke sistem komputer atau
smartphone Anda. Aktivitas apapun di komputer atau
smartphone Anda bisa dipantau pelaku kejahatan dari jauh.
Akibatnya, barangkali tak cuma dokumen penting yang lenyap, Anda pun bisa kehilangan uang yang banyak saat aktivitas perbankan Anda dibobol.
Modus baru ransomware, virus penyandera dokumen, yang sedang ramai akhir-akhir ini tak kalah mengerikan. Dokumen Anda ‘diculik’ dan Anda diminta membayar sejumlah uang, tanpa jaminan bahwa dokumen itu akan kembali atau tak dibocorkan. (Baca:
FOKUS Malware Penyandera, Si Raja Tega)
Ketiga, bentengi juga sistem komputer dan gadget yang terhubung ke Internet dengan antivirus yang banyak dijual di pasaran. Disarankan untuk membeli antivirus berbayar, yang pasti memiliki ramuan penangkal yang lebih mujarab dalam menghadapi trend virus yang bertebaran, ketimbang antivirus gratisan.
Rajin-rajinlah memindai sistem komputer dan gadget, barangkali ada virus yang tak sengaja hinggap. Begitu pun saat memakai penyimpan data portabel seperti USB
flashdisk atau
harddisk eksternal. Makin sering dicolokkan ke komputer bukan milik Anda, makin tinggi risiko ia terpapar virus dan menulari komputer Anda. Berhati-hatilah!