Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan siber ke kantor parlemen German Bundestag sejak bulan lalu hingga kini dilaporkan masih aktif terjadi dan mencuri data penting hingga memaksa pengelola kantor untuk mengeluarkan jutaan euro guna mengganti seluruh sistem komputer.
Media
Der Spiegel asal Jerman melaporkan, Rabu (10/6), mengutip pernyataan para ahli bahwa ada indikasi badan intelijen Rusia berada di belakang serangan itu.
Ketika dikonfirmasi oleh
Reuters, juru bicara Bundestag tak bisa dihubungi untuk memberikan komentar dan tidak ada tanggapan langsung dari pemerintah Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sumber dari anggota parlemen dan keamanan di Berlin mengatakan bahwa laporan tersebut "masuk akal"
Kantor parlemen harus mengganti lebih dari 20.000 unit komputer baru dengan biaya jutaan euro sebulan.
Serangan siber kali ini memanfaatkan program jahat jenis "kuda troya" atau trojan horse yang punya tugas utama mencuri data penting.
Serangan berawal dari staf yang dikelabui oleh sebuah pesan dan ternyata program jahat itu terpasang lalu akhirnya dapat mencuri data-data di jaringan komputer kantor.
Sebelumnya, pada Mei lalu, juru bicara kantor parlemen mengumumkan bahwa ada seorang peretas tak dikenal telah mencoba membobol sistem untuk masuk ke jaringan data parlemen.
Ini bukan pertama kalinya serangan siber menyerang Jerman. Pada Januari 2015, situs pemerintah Jerman termasuk halaman resmi milik Kanselir Angela Merkel berhasil diretas oleh kelompok yang menuntut Berlin memberi dukungan akhir bagi pemerintah Ukraina, sesaat sebelum pemimpin kedua negara bertemu.
(adt/eno)